Menang 5-0, PSIS Semarang Evaluasi Serangan dan Transisi jelang Liga 2

- PSIS Semarang menang 5-0 dalam laga uji coba melawan tim Soeratin Askot PSSI Kota Semarang U-17.
- Pelatih PSIS, Kahudi Wahyu, menilai penampilan timnya belum maksimal dan fokus pada evaluasi transisi permainan serta jarak antarlini.
- Uji coba ini memberi pelajaran berharga bagi tim U-17 lawan, yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi Piala Soeratin tingkat Provinsi Jawa Tengah.
Semarang, IDN Times - PSIS Semarang menunjukkan keseriusannya menatap kompetisi Liga 2 musim 2025/2026. Dalam laga uji coba yang digelar Jumat (11/7/2025) sore di Lapangan Gelora Bumi Mintarsih, Gunungpati, PSIS sukses menundukkan tim Soeratin Askot PSSI Kota Semarang U-17 dengan skor telak 5-0.
Uji coba itu menjadi bagian penting dari pemanasan skuad Mahesa Jenar usai terdegradasi dari Liga 1. Meski menang besar, pelatih PSIS Kahudi Wahyu menegaskan, skor bukanlah fokus utama. Evaluasi performa tim menjadi prioritas, terutama dalam tiga aspek penting permainan: menyerang, bertahan, dan transisi.
1. Menang besar tapi belum maksimal

Dalam pertandingan tersebut, gol-gol PSIS Semarang dicetak oleh A. Madilesa (6’), Darel Valentino (27’), dua gol dari Krisna John (33’, 38’), dan ditutup oleh Basajum Latuconsina (39’). Kahudi menurunkan hampir semua pemain yang tersedia demi menilai kemampuan individu dan adaptasi terhadap pola bermain yang diinginkan.
“Kami ingin melihat sejauh mana progres pemain dalam latihan selama dua pekan ini,” katanya usai pertandingan.
Meski puas dengan penguasaan bola yang mulai membaik, Kahudi menilai penampilan timnya masih belum mencapai performa ideal. Ia menyebut bahwa para pemain masih butuh waktu untuk benar-benar paham dengan sistem yang sedang dibangun.
“Anak-anak belum maksimal dalam menjalankan pola permainan, memang butuh adaptasi. Itu hal yang wajar. Harapannya mereka semakin kenal dengan cara main kami,” jelas pelatih berlisensi A AFC itu.
2. Fokus evaluasi transisi dan jarak antarlini

Kahudi menyebutkan, saat ini timnya baru fokus mengasah pertahanan. Pola serangan rencananya akan mulai diasah minggu depan. Menurutnya, transisi permainan, dari menyerang ke bertahan atau sebaliknya, masih menjadi kelemahan yang perlu diperbaiki.
“Transisi belum maksimal. Evaluasi kami terutama pada jarak antar lini. Tiga momen permainan ini harus benar-benar dipahami dulu, baru masuk ke pengembangan penyerangan,” katanya.
Evaluasi tersebut sangat krusial bagi PSIS, terutama setelah musim lalu mereka terpuruk di dasar klasemen Liga 1 dan terpaksa turun kasta. Kini, target utama mereka adalah promosi kembali ke Liga 1, dan itu hanya bisa diraih dengan pembenahan menyeluruh dalam hal taktik, kekompakan, dan mentalitas tim.
3. Pelajaran berharga untuk tim U-17

Sementara itu, dari sisi tim lawan, pelatih tim Soeratin Askot PSSI Kota Semarang U-17, Anang Dwita menyambut positif uji coba ini. Menurutnya, pertandingan melawan tim senior seperti PSIS sangat bermanfaat bagi mental dan perkembangan teknis anak asuhnya.
“Latihan ini memberi banyak pelajaran, terutama dalam hal mentalitas pemain saat bertemu dengan tim senior. Kami juga menguji strategi counter-defence,” ungkap Anang.
Selain mengasah pertahanan dan penguasaan bola, pertandingan ini juga menjadi bagian dari persiapan tim U-17 untuk menghadapi Piala Soeratin tingkat Provinsi Jawa Tengah yang akan dimulai pada 21 Juli 2025.
“Ini jadi kesempatan bagus untuk meningkatkan kualitas individu dan membangun kesiapan tim menghadapi kompetisi mendatang,” tambahnya.
PSIS Semarang saat ini tengah berada dalam fase transisi penting usai degradasi dari Liga 1. Setelah musim yang penuh tekanan, kini tim asal Kota Semarang itu berambisi untuk bangkit.