(IDN Times/Dhana Kencana)
Dalam laporan Indonesia Millennial Report (IMR) oleh IDN Research Institute yang rilis pada 2019--bisa bebas akses, gratis, dan terbuka pada mesin pencarian Google--terungkap bahwa pengeluaran setiap bulan millennial di Indonesia lebih banyak diperuntukkan untuk kebutuhan rutin bulanan. Jumlahnya sampai 51,1 persen.
Millennial yang menyisihkan uang per bulan untuk ditabung hanya 10,7 persen. Termasuk juga yang disisihkan untuk investasi (2,0 persen) dan asuransi (6,8 persen). Praktis, data pada laporan setebal 108 halaman tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan keuangan mereka masih terbatas pada hal-hal konsumtif.
(IDN Times/Dhana Kencana)
Sementara itu, millennial yang menggunakan produk keuangan asuransi jiwa--pada halaman lain laporan tersebut--jumlahnya juga masih minim, hanya 2,9 persen. Paling banyak--80,2 persen--dari mereka menggunakan produk keuangan berupa tabungan. Gaya hidup konsumtif terkonfirmasi jika mereka lebih memilih menggunakan kartu kredit (6 persen) dan kredit barang elektronik (4,2 persen).
(IDN Times/Dhana Kencana)
Mengapa mereka belum banyak menggunakan produk keuangan asuransi jiwa? Jawabannya ada pada Laporan Statistik Pemuda Indonesia 2020 yang disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Berkas sebanyak 354 lembar tersebut dapat diunduh secara terbuka, gratis, dan dicari melalui mesin pencarian Google.
(IDN Times/Dhana Kencana)
Pada tabel 4.4 laporan tersebut memperlihatkan bahwa persentase millennial di Indonesia yang memiliki jaminan kesehatan menurut jenis jaminan kesehatan, paling banyak adalah asuransi sosial (BPJS Kesehatan). Masing-masing adalah peserta penerima subsidi (PBI) sebanyak 53,36 persen dan peserta mandiri mencapai 34,23 persen.
Adapun lainnya, millennial yang memanfaatkan asuransi kantor mencapai 5,48 persen. Sedangkan yang murni mempunyai asuransi jiwa atau swasta hanya 1,11 persen.
(IDN Times/Dhana Kencana)
Ada hal menarik pada laporan tersebut. Yakni, berdasarkan analisis terpisah, sebagian besar millennial menganggap belum memerlukan atau memanfaatkan produk keuangan asuransi karena menilai masih belum perlu atau urgent. Hal itu terlihat ketika mereka sakit.
Sebanyak 33,14 persen menganggap tidak perlu berobat atau mendapatkan perawatan medis karena tidak perlu karena mereka menilai bisa mengobati sendiri (64,20 persen). Kondisi tersebut paling banyak terjadi dikalangan millennial yang tinggal di wilayah rural atau perdesaan.
(IDN Times/Dhana Kencana)
Data-data yang diperoleh melalui riset tersebut kemudian divisualisasikan untuk memudahkan masyarakat atau pembaca dalam memahaminya. Visualisasi menggunakan Flourish sebagai penyedia layanan data visualisasi terkemuka di Dunia, sehinga bisa memanfaatkan fitur-fiturnya dalam mendukung tugas jurnalistik.