Pesawat tempur F-16 dari Skadron Udara 16/Rydder Lanud Roesmin Pekanbaru, terbang diatas lahan yang terbakar di Koto Tuo, Kampar, Riau, Rabu, 21 Juli 2021. (ANTARA FOTO/Skadron Udara 16/Rydder Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru/Lettu Pnb Tommy Yulianto)
Agung yang mendapat laporan pertama terkait jatuhnya pesawat tempur Golden Eagles mengaku langsung bergegas ke lokasi kejadian. Bersama personel TRC lainnya, ia sampai ke areal Hutan Nginggil malam hari.
Ia juga butuh waktu berjam-jam agar sampai ke lokasi kejadian. Di tempat kejadian, Agung melihat ada cekungan berdiameter raksasa tepat di lokasi jatuhnya pesawat tempur.
"Cekungan yang muncul karena pesawatnya jatuh menukik dan ujungnya langsung menghantam bukit. Itu bisa kita lihat jelas ketika kita bertugas membantu evakuasi pilot dan mengangkat serpihan pesawatnya. Selama di Hutan Nginggil kita bermalam dan lanjut evakuasi keesokan harinya," ujarnya.
Agung bilang, baru kali ini ada peristiwa besar yang muncul di Hutan Nginggil. Sebelumnya, katanya tak pernah ada kecelakaan maupun kebakaran di Hutan Nginggil.
"Sebelum tidak pernah ada kejadian darurat. Tidak pernah ada kecelakaan di Hutan Nginggil karena tidak ada orang yang berani naik ke sana," papar Agung.