Kepala Taman Lele Semarang, Sugiyanto merapalkan doa-doa untuk memohon keselamatan, ketenangan dan kemaslahatan untuk kelancaran pengelolaan obyek wisata Taman Lele. Sarana berdoa juga memakai kemenyan dan beberapa bunga. (IDN Times/Fariz Fardianto (
Ia mengungkapkan kesaktian Raden Retno Djumilah yang telah menjadi cerita turun-temurun kerap membuat warga Madiun mampir ke Taman Lele. Ada kalanya warga Madiun mampir untuk sekadar menginap penginapan yang dikelola UPTD Taman Lele. Namun banyak juga yang memilih napak tilas serta bermunajat di sekitar Sendang Nyi Tuk Sari.
"Kalau Kabupaten Madiun merayakan hari ulang tahunnya pasti orang Madiun menyekar ke Imogiri. Cuman ada juga beberapa warga Madiun yang berlibur ke Taman Lele sekalian melihat peninggalan leluhurnya. Wujud peninggalannya ya Sendang Nyi Tuk Sari ini," urainya.
Saban Jumat kliwon, ia bersama belasan pegawai Taman Lele pun rutin memanjatkan doa di area Sendang Nyi Tuk Sari. Salah satunya dilakukan Sugiyanto di hari ini ketika mengadakan doa bersama pengunjung untuk memohon kepada Allah SWT dan para leluhur agar diberi keselamatan dan kelancaran selama mengelola objek wisata tersebut.
"Saya juga berdoa di bawah pohon beringin itu, menyan, dupa kita pakai buat sarana juga. Kalau dibilang musyrik ya gak apa-apa. Yang penting kita nguri-nguri budaya, memohon kepada para leluhur yang ada di Taman Lele supaya diberi keberkahan dan keselamatan. Biar tidak ada lagi gangguan-gangguan seperti yang dirasakan zaman dulu. Sekarang Taman Lele sudah berubah total. Tidak lagi singup (angker), tidak wingit karena segala tindakan yang kita lakukan selalu diiringi doa kepada para leluhur," kata Sugiyanto.