Kader poslit juga mengukur panjang tubuh salah satu bayi menggunakan peralatan timbangan tidur. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Sebagai seorang kader posyandu satelit (Poslit), Murwani sering terlibat pemeriksaan kesehatan bagi anak-anak yang rentan stunting. Dimulai dari awal pandemik, ia yang berkecimpung dalam kegiatan posyandu memilih ikut bergerak menjadi kader Poslit demi membantu penanganan stunting di kampungnya. Total ada 17 kader Poslit di Lamper Tengah.
"Awalnya pas pandemik tahun pertama yang ada loackdown, saya diajak pihak Undip untuk menggerakkan program Poslit. Mulai tahun 2021 bulan Juli dan Agustus saya diberi pelatihan sebagai kader Poslit di Hotel Horison Pedurungan. Saya mengapresiasi langkah Undip yang ikut mikirkan kesehatan balita yang tidak dipantau selama lockdown. Satu RW dapat beberapa paket alat Poslit. Di RW 8 dapat tujuh paket alat untuk 7 RT," akunya saat berbincang dengan IDN Times, Jumat (27/10/2023).
Bergerak menjadi kader Poslit diakuinya bukanlah perkara yang mudah. Bu Mur sapaan akrabnya harus berjalan kaki keliling kampung-kampung, menyambangi rumah-rumah untuk mengajak ibu-ibu memeriksakan kesehatan anaknya.
Dengan kegiatan Poslit ia semakin leluasa bergerak memantau tumbuh kembang anak-anak di kampungnya. Ada kader yang rutin keliling di hari kerja saban jam 08.00 pagi sampai 11.00 siang. Ada juga yang memilih keliling saat akhir pekan.
Setiap keliling kampung, Bu Mur membawa alat timbangan bayi, alat ukur tinggi bayi, alat timbang badan, alat ukur tinggi badan berdiri, alat ukur lingkar lengan dan alat ukur lingkar lengan meteran.
"Untuk poslit saya awalnya mengukjr 8 balita. Terus tambah terus. Saya ikut jalan keliling ke satu RW. Lebih seringnya saya ikut di RT 1 saya jalan kaki pagi. RT 2, RT 3 sampai RT 6 juga. Lebih enak poslit karena saya malah bisa menjangkau semua balita di semua RT RW. Saya bisa memantau tumbuh kembang balita," ujar Bu Mur.
Hasil penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan di kampungnya ia mencatat ada 71 balita yang rutin diukur dan ditimbang badannya. Sebagai rincian di RT 06 ada 6 balita, untuk RT 01 ada 10 balita, RT 02 ada 5 balita, RT 03 ada 4 balita, RT 04 ada 11 balita, RT 05 ada 21 balita RT 09 dan RT 7 ada 10 balita.
Antusias warga Kampung Lamper Tengah lebih senang dengan kegiatan Poslit. Sebab, setiap kali diadakan cek kesehatan saban hari banyak warga berdatangan ke posko Poslit Lamper Tengah.
"Tingkat kehadiran warga satu RW bisa 85 persen," tambahnya.
Eko Cahyo Fatristanto, seorang petugas gizi di Puskesmas Lamper Tengah kepada IDN Times berkata, bahwa ada sejumlah RT di Kampung Lamper Tengah yang mampu dijangkau oleh kader Poslit. Setiap bulannya ada hampir seratus balita yang ditimbang.
"Kami dari pihak puskesmas tentunya menjadi penyedia layanan untuk melatih kader kesehatan bersama Undip. Kami berusaha membina kader yang baru. Karena setiap kader belum mengerti cara mengukur tumbuh kembang balita. Dan ternyata tinggi minat warganya. Kalau Poslit bisa jangkau wilayah 90 persen karena bisa masuk ke semua RT," sambungnya.
Para kader Poslit satelit rata-rata umurnya 40-60 tahun. Mereka memang punya kelebihan bisa menjangkau ke titik rumah warga yang rentan stunting. "Karena pihak RT lebih care kalau ada masalah bisa langsung konsultasi ke RT-nya. Bisa lebih cepat," urainya.
Keberadaan kader Poslit juga berhasil memperbaiki validasi data balita stunting di Lamper Tengah. Sebab selama ini banyak angka stunting yang tidak akurat karena faktor kelelahan, salah baca dan salah ukur. "Yang kader Poslit lebih teliti dan fokus," tambahnya.
Puskesmas Lamper Tengah melayani 27.000 lebih warga di 181 RT yang tersebar di 27 RW. Dari total penduduk sebanyak itu, terdapat 1.064 balita dengan prosentase angka stunting sebesar 2 persen atau sebanyak 23 balita.
Hampir saban hari Puskesmas Lamper Tengah melayani penanganan stunting dengan pengalokasian pemberian makanan tambahan (PMT) lokal bagi balita yang rentan stunting.
"PMT lokal diberikan selama 150 hari. Berupa lauk pauk nabati dan hewani ditambah sayuran bersantan. PMT lokal ini diberikan ke balita yang rentan stunting sehari sekali pas makan siang," paparnya.