Semarang, IDN Times - Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) menilai minat generasi muda Indonesia untuk menjadi nelayan maupun pembudidaya ikan di dalam negeri semakin turun. Kondisi itu bisa mengancam keberlanjutan sektor perikanan nasional.
Minat Generasi Muda Jadi Nelayan di Indonesia Rendah, Ini Penyebabnya

Intinya sih...
Kesatuan Pelajar Pemuda dan Mahasiswa Pesisir Indonesia (KPPMPI) menilai minat generasi muda Indonesia untuk menjadi nelayan semakin turun.
Penyebabnya bisa mengancam keberlanjutan sektor perikanan nasional.
Minat generasi muda untuk menjadi pembudidaya ikan di dalam negeri juga rendah.
1. Generasi muda memilih bekerja di kapal asing
Ketua Umum KPPMPI, Hendra Wiguna mengatakan, penyebab menurunnya minat generasi muda menjadi nelayan di Indonesia karena mereka memilih bekerja di kapal perikanan asing. Pilihan itu karena iming-iming pendapatan yang lebih besar daripada melaut di perairan sendiri.
“Alasan utamanya adalah pendapatan. Banyak pemuda merasa hasil melaut di negeri sendiri belum cukup untuk hidup layak,” ungkapnya, Senin (10/11/2025).
Selanjutnya di sektor budidaya, lanjut dia, tantangan yang dihadapi anak muda juga tak kalah berat. Untuk memulai usaha, mereka harus mempunyai modal besar seperti lahan, bibit, pakan, dan kualitas air yang baik.
2. Modal dan akses pasar jadi tantangan
“Modal menjadi tantangan utama. Maka itu, dukungan pemerintah sangat penting, misalnya dalam bentuk kemitraan atau bantuan permodalan,” ujarnya.
Selain soal modal, akses pasar juga menjadi persoalan klasik. Banyak pembudidaya kesulitan menjual hasil panennya dengan harga yang layak. Menurut Hendra, tanpa jaminan pasar, semangat pemuda untuk menekuni budidaya sulit tumbuh.
“Kita perlu membangun narasi positif bahwa bekerja di sektor perikanan, baik tangkap maupun budidaya, itu menjanjikan. Pemerintah bisa membantu dengan memastikan adanya jaminan pasar bagi hasil produksi,” tambahnya.
3. Dorong pemerintah hadirkan Demplot
Sebagai upaya nyata, KPPMPI mendorong agar pemerintah menghadirkan Demonstration Plot (Demplot) di sektor budidaya ikan. Konsep ini mirip dengan praktik di sektor pertanian yang memberikan contoh usaha nyata agar pemuda bisa belajar langsung, menguasai teknologi, serta memahami proses produksi dan pemasaran.
“Melalui demplot, pemuda bisa tahu kemampuan apa yang dibutuhkan, modal berapa yang diperlukan, dan ke mana hasil panennya dijual. Tujuannya agar risiko kegagalan bisa ditekan,” jelas Hendra.
Dengan demikian, demi masa depan perikanan Indonesia yang lebih baik itu juga bergantung pada seberapa besar kesempatan yang diberikan kepada generasi muda. Melalui dukungan modal, akses pasar, dan pendampingan yang tepat, sektor kelautan perikanan akan mampu menjawab persoalan ketersediaan lapangan kerja sekaligus menekan angka pengangguran.