Minyak Goreng Langka, Ternyata Distribusi Migor Curah Gak Maksimal

Semarang, IDN Times - Sejumlah pedagang pasar tradisional memilih blusukan ke kawasan Dargo Semarang untuk mencari pasokan minyak goreng curah. Meski Pemprov Jawa Tengah telah melakukan operasi pasar, namun para pedagang mengaku tetap ada kelangkaan minyak goreng curah di pasar.
1. Pedagang pasar borong 200 liter minyak goreng curah
Pantauan IDN Times di Jalan Dargo, Kecamatan Semarang Barat, mobil pikap yang membawa puluhan jerigen tampak memadati depan pintu masuk ruko milik CV Sawit Juara. CV Sawit Juara merupakan distributor minyak goreng curah yang menjadi rekanan dari Disperindag Jateng.
"Ini saya beli minyak curah. Isinya kurang lebih 200 liter," kata Suwandi, seorang pedagang sembako yang rutin berjualan Pasar Peterongan Semarang kepada IDN Times, Sabtu (12/3/2022).
Suwandi mendatangi CV Sawit Juara dengan naik mobil pikap. Ia terpaksa wira-wiri membawa puluhan jerigen sebagai wadah minyak goreng curah. "Hari ini saya bawa 85 jerigen," tuturnya.
2. Pedagang terpaksa rebutan minyak goreng di Indomaret
Ia mengaku kerap mendatangi langsung CV Sawit Juara agar dapat memenuhi kebutuhan minyak goreng curah setiap hari. Di Pasar Peterongan, katanya minyak goreng curah kembali langka sehingga membuat dirinya kelimpungan.
"Masih susah nyarinya, Mas. Kita seringnya rebutan beli minyak di Indomaret. Soalnya pemerintah gak pernah operasi pasar lagi. Hanya sekali tok. Makanya sekarang saya seminggu sekali mesti beli curah ke Sawit Juara," kata pria paruh baya tersebut.
3. CV Sawit Juara sediakan 30-40 ton curah tiap hari
Awi Wijaya, seorang Penanggung Jawab di CV Sawit Juara berkata dirinya saban hari memasok 30-40 ton minyak goreng curah bagi para pedagang pasar di Semarang.
Menurutnya pasokan minyak goreng curah sejauh ini masih stabil dan tidak terpengaruh dengan gejolak yang ada di pasaran. "Masih stabil kok. Saban hari ketersediaan minyak curah di tempat kita sebanyak 30-40 ton. Dan kita alokasikan untuk pedagang pasar," akunya kepada IDN Times.
Soal harga, Awi menyebut masih berkisar Rp11.500 per liter. Ia pun tidak bisa membendung keinginan pedagang yang mencari minyak goreng curah ke tempatnya. "Silahkan aja kalau mau beli curah kemari. Kita tetap layani sepanjang barangnya masih ada," terangnya.
4. Disperindag akui distribusi minyak goreng curah gak maksimal
Sementara itu, Arief Sambodo, Kepala Disperindag Jateng mengakui bahwa perkembangan distribusi minyak goreng curah kini belum maksimal. Ditambah lagi dari pantauan pihaknya ke sejumlah pasar yang menemukan harga minyak goreng curah masih di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan Rp11.500 per liter.
"Harganya sih udah membaik walaupun masih di atas HET. Rata-rata pedagang jual minyak curah kisaran Rp13.500 per liter. Untuk itulah, kita coba pakai orientasinya jangka panjang, kita akan lebih banyak distribusi minyak curah ke pasar-pasar. Sebab curah mayoritas kan dikonsumsi pedagang mikro," ujar Arief.
5. Disperindag minta bantuan RNI dan PPI untuk distribusikan minyak goreng
Ia juga tak memungkiri jika banyak ritel modern yang mengalami kekosongan stok minyak goreng. Kekosongan terjadi karena para pedagang pasar beralih membeli minyak goreng ke ritel modern untuk mencukupi kebutuhannya.
"Memang benar pedagang pasar itu larinya ke ritel modern. Makanya, kita saat ini kerjasama dengan BUMN di Semarang yaitu PT RNI dan PT PPI untuk memasok minyak goreng curah ke pasar-pasar," jelasnya.
Ia menyampaikan selama bulan Februari kemarin total pasokan minyak goreng curah sebanyak 325.500 liter. Kemudian yang sedang berlangsung di bulan Maret dari PT PPI mendistribusikan minyak goreng kemasan sederhana dan curah masing-masing sebanyak 24 ribu liter.
Sedangkan PT RNI mendistribusikan minyak goreng kemasan premium sebanyak 2.400 liter. "Upaya ini semata untuk memperbanyak dan melancarkan distribusi ke pasar. Agar harga dapat disesuaikan dan ketersediaan ada," tandasnya.