Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Babinsa Kodim 0716/Demak, Serda Samsul Ma’arif menggunakan motor listrik saat menyambangi warga desa di wilayah Koramil 12/Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/10/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)
Babinsa Kodim 0716/Demak, Serda Samsul Ma’arif menggunakan motor listrik saat menyambangi warga desa di wilayah Koramil 12/Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/10/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)

Intinya sih...

  • Program pengadaan 100 unit motor listrik untuk Babinsa merefleksikan keberhasilan implementasi agenda makro Indonesia secara sempurna.

  • Indonesia tidak dapat terus-menerus menggantungkan kebutuhan pada impor bahan bakar minyak (BBM), sehingga elektrifikasi merupakan salah satu arah kebijakan pemerintah.

  • Pengadaan motor listrik untuk Babinsa di Demak memvalidasi strategi substitusi energi nasional, meningkatkan mobilitas para Babinsa, dan memberikan keuntungan operasional bagi tugas militer di lapangan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Demak, IDN Times - Tugas sehari-hari Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodim 0716/Demak kini telah bertransformasi. Mereka tidak hanya menjaga stabilitas wilayah, tetapi ikut mengemban misi yang lebih besar: menjadi ujung tombak penguatan kedaulatan energi nasional.

Program pengadaan 100 unit motor listrik untuk Babinsa merefleksikan keberhasilan implementasi agenda makro Indonesia secara sempurna. Inisiatif strategis Kementerian Pertahanan (Kemenhan) itu sejalan--baik secara fungsional maupun filosofis--dengan dorongan gaya hidup elektrifikasi (Electrifying Lifestyle) dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Babinsa Kodim 0716/Demak, Serda Samsul Ma’arif (kiri) bersiap untuk melakukan kegiatan sambang warga desa menggunakan motor listrik di wilayah Koramil 12/Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/10/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)

Kedaulatan energi menuntut negara mampu mengamankan pasokan domestik yang stabil sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor untuk memperkuat ketahanan fiskal. Seperti diketahui, sektor transportasi dalam negeri, sebagaimana catatan Agensi Energi Internasional (IEA), menyumbang 36 persen dari total konsumsi energi final dan masih bergantung pada bahan bakar fosil impor.

Oleh karena itu, Indonesia tidak dapat terus-menerus menggantungkan kebutuhan pada impor bahan bakar minyak (BBM). Elektrifikasi merupakan salah satu arah kebijakan pemerintah mengganti BBM dengan energi listrik yang dipasok dari pembangkit dalam negeri.

Langkah tersebut didukung penuh oleh Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk Transportasi Jalan. Kebijakan itu menegaskan komitmen pemerintah mendorong KBLBB secara masif, bukan hanya sebagai solusi mobilitas, tetapi juga sebagai strategi kebijakan energi dan fiskal.

Motor listrik yang digunakan Babinsa di Demak—meskipun skalanya masih terbatas—memvalidasi strategi substitusi energi tersebut secara langsung.

Babinsa Kodim 0716/Demak, Serda Samsul Ma’arif menggunakan motor listrik saat menyambangi warga desa di wilayah Koramil 12/Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/10/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)

Pengadaan 100 unit motor listrik untuk Kodim 0716/Demak merupakan bagian dari alokasi bantuan dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Unit yang didistribusikan adalah motor listrik off-road Sprin bernama E-Tactical Sergap, yang dikembangkan oleh industri domestik, PT Len Industri (Persero) bersama dengan anak-anak perusahaannya, yaitu PT Eltran Indonesia dan PT BYXE Motor Indonesia (BMI). Motor tersebut sudah memenuhi standar militer yang tersertifikasi Pusat Kelaikan (Puslaik) Kemenhan, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sekitar 61 persen.

Tujuan utama program tersebut untuk meningkatkan mobilitas para Babinsa dalam menjaga stabilitas dan kesejahteraan, sekaligus meningkatkan efisiensi tugas sambil mengurangi dampak lingkungan dari kendaraan konvensional berbasiskan BBM. Pemilihan jenis off-road pun tepat. Mengingat wilayah Kabupaten Demak memiliki tantangan infrastruktur seperti banjir rob dan kondisi kontur jalan yang beragam, sehingga membutuhkan kendaraan dinas yang andal, tangguh, dan berperawatan minimal.

Babinsa pun kini lebih fleksibel dan dinamis. Mereka bisa mengisi daya motor listrik di mana pun—seperti di masjid atau kantor kelurahan atau desa—tanpa harus mencari atau menuju Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mengisi BBM.

Salah satu pengguna motor listrik tersebut adalah Babinsa Kodim 0716/Demak, Serda Samsul Ma’arif (35) yang berdinas di wilayah Koramil 12/Mranggen.

Efisiensi terlihat nyata dalam penggunaan motor listrik oleh Babinsa. Perbandingan biaya menunjukkan perbedaan yang signifikan. 

Dengan asumsi tarif listrik Rp1.700 per kWh, motor listrik hanya memerlukan sekitar Rp2.550 untuk menempuh jarak 50 kilometer (berdasarkan konsumsi daya 1,5 kWh). Sebaliknya, motor konvensional berbasis BBM memerlukan biaya sekitar Rp10 ribu untuk jarak yang sama (asumsi 1 liter BBM seharga Rp10 ribu).

Penghematan biaya hingga 75 persen itu signifikan bagi anggaran operasional Kodim 0716/Demak, sehingga memungkinkan alokasi dana yang efisien untuk kebutuhan tugas pokok lainnya.

Selain manfaat ekonomi, kendaraan listrik memberikan keuntungan operasional bagi tugas militer di lapangan. Kendaraan listrik memiliki suku cadang yang lebih sedikit dan bebas ganti oli, sehingga waktu operasional (uptime) kendaraan lebih tinggi dan biaya perawatan lebih rendah. Selain itu, pengurangan kebisingan yang menjadi keunggulan mendasar dari motor listrik, menjadi nilai tambah krusial saat patroli atau bertugas di lingkungan permukiman padat.

Keandalan itu terbukti mendasar, sebab hampir satu tahun sejak penyerahan pada Rabu (6/3/2024), motor tersebut masih beroperasi dengan baik hingga saat ini.

Babinsa Kodim 0716/Demak, Serda Samsul Ma’arif yang menerima motor listrik untuk dinas di wilayah Koramil 12/Mranggen, Demak, Jawa Tengah, Selasa (14/10/2025). (IDN Times/Dhana Kencana)

Ketika masyarakat melihat Babinsa menggunakan motor listrik untuk tugas sehari-hari, hal itu ikut mengatasi hambatan psikologis, seperti kurangnya pengetahuan atau persepsi risiko terhadap motor listrik.

Kehadiran motor listrik yang beroperasi tanpa kendala di Demak menjadi bukti lapangan mengenai dukungan keandalan sistem kelistrikan dari PLN.

PLN memegang peranan sentral dalam transisi energi dan promosi Electrifying Lifestyle. Motor listrik Babinsa mengalihkan kebutuhan energi dari impor minyak bumi ke listrik yang dihasilkan di dalam negeri, yang memanfaatkan potensi energi domestik yang melimpah. 

Oleh karena itu, setiap kilometer yang ditempuh oleh motor listrik Babinsa di Demak menjadi perwujudan praktis dari maksimalisasi penggunaan sumber energi primer nasional dan visi swasembada energi Indonesia.

Editorial Team