Kebumen, IDN Times - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menyoroti kehidupan para petani yang terjadi saat ini. Sebab, sebetulnya petani merupakan orang-orang beruntung. Dalam ajaran Islam juga disebutkan petani merupakan seorang falah alias sosok yang beruntung.
Muhammadiyah: Petani Orang Beruntung tapi Banyak yang Terpuruk

Intinya sih...
Wakil Ketua PWM Jateng: Banyak petani terpuruk meski seharusnya beruntung
Jambore Tani Muhammadiyah lahirkan kesadaran kolektif untuk kedaulatan pangan
Jambore harus lahirkan dakwah yang sentuh langsung kehidupan petani
1. Wakil Ketua PWM Jateng: Di sekitar kita menunjukkan banyak petani terpuruk
Saat membuka pameran inovasi teknologi dan pangan di Pendopo Bupati Kebumen, Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Muhammad Abduh Hisyam menuturkan dalam fiqih juga diungkapkan bahwa profesi petani memiliki kedudukan istimewa karena membayar zakat lebih besar dibanding profesi lain.
“Petani dalam istilah Islam disebut falah, yang artinya orang yang beruntung. Namun, kenyataan di sekitar kita justru menunjukkan banyak petani yang terpuruk. Artinya, cita-cita fiqih itu belum sepenuhnya terwujud,” akunya, Sabtu (20/9/2025).
2. Jambore bisa lahirkan kesadaran kolektif untuk bentuk ketahanan pangan
Lebih jelas lagi, Abduh menyoroti lemahnya perlindungan bagi petani di Indonesia. Ia menilai hal tersebut menjadi tantangan sekaligus dakwah bagi Muhammadiyah untuk turun tangan. Salah satu upaya dengan menggelar Jambore Nasional 1 Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM).
“Kita berharap dari jambore ini lahir kesadaran kolektif untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Bukan sekadar ketahanan pangan, tetapi kedaulatan yang menempatkan petani sebagai subjek utama,” ujarnya.
3. Jambore tani Muhammadiyah harus lahirkan dakwah yang sentuh petani
Ia menegaskan, jambore ini harus menjadi momentum penting untuk memperkuat kesadaran kolektif dalam mewujudkan kedaulatan pangan.
Abduh mengingatkan bahwa JATAM tidak boleh sekedar lseremonial. Ia bilang JATAM harus melahirkan gerakan dakwah yang nyata dan menyentuh langsung kehidupan para petani.
“Jika dakwah ini benar-benar menyentuh kehidupan petani, insyaallah mereka akan kembali pada hakikatnya sebagai falah, yakni golongan yang beruntung,” urainya.
4. Aisyiyah dan Muhammadiyah berakar kuat di Kebumen
Adapun alasan memilih Kebumen sebagai lokasi jambore tak lain karena menjadi daerah yang identik dengan Muhammadiyah. Selain itu Bupati Kebumen merupakan kader Aisyiyah.
“Ini menjadi bukti bahwa Muhammadiyah dan Aisyiyah berakar kuat di Kebumen. Karena itu sangat tepat bila daerah ini dijadikan pusat perhelatan besar,” ujar Abduh.
JATAM di Kebumen menjadi ajang silaturahmi sekaligus forum strategis untuk menguatkan peran petani Muhammadiyah. Dengan hadirnya inovasi teknologi, bazar produk pangan, dan diskusi lintas sektor, kegiatan ini diharapkan memberi dampak langsung pada kesejahteraan petani.