Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pengasapan serangga dilakukan untuk membasmi larva nyamuk Aedes Aegypti sumber wabah demam berdarah. (Dokumen)

Semarang, IDN Times - Penyakit infeksius mulai mengintai warga Kota Semarang saat memasuki musim hujan. Selain COVID-19 yang perlu diwaspadai, adalah penyakit demam berdarah, leptospira, hingga tipes.

1. Musim peralihan muncul penyakit infeksius

Ilustrasi Pasien DBD (ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Abdul Hakam mengatakan, masyarakat diimbau agar waspada terhadap penyakit yang biasa muncul saat musim hujan. Sebab, pada masa peralihan musim ini banyak penyakit yang mengintai dan warga bisa tertular penyakit tersebut.

‘’Penyakit itu antara lain demam berdarah, tipes, juga leptospira. Selain itu, pada masa pandemik ini juga harus tetap tertib protokol kesehatan agar tidak tertular COVID-19,’’ ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (16/11/2021).

Hingga kini sudah banyak laporan yang masuk ke Dinas Kesehatan terkait kasus penyakit musim hujan seperti demam berdarah dan leptospira.

2. Cegah demam berdarah dengan gerakan pembersihan jentik nyamuk

Ilustrasi pengecekan dan pembersihan jentik nyamuk. (dok. Instagram)

‘’Untuk demam berdarah jumlahnya belum tinggi dan masih aman, begitupun dengan leptospira,’’ imbuh Hakam.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Semarang kasus demam berdarah pada bulan September sebanyak 28 kasus terdiri atas 19 pasien pria dan 9 pasien wanita. Kemudian bulan Oktober 2021, jumlah kasus demam berdarah sebanyak 18 kasus terdiri atas 11 pasien pria dan 7 pasien wanita.

Untuk mencegah penyakit tersebut Dinas Kesehatan mengajak pihak terkait serta lintas sektoral untuk terus melakukan pembersihan jentik nyamuk (PJN) setiap hari Jumat atau Minggu. Kemudian, juga digencarkan operasi tangkap tikus (OTT) di masyarakat jika ditemukan penyakit pes di lingkungan tempat tinggi.

3. Warga diminta terapkan PHBS

ilustrasi PHBS (Dok.IDN Times/Istimewa)

Adapun, penyakit ini disebabkan oleh bakteri yersinia pestis yang dibawa oleh kutu yang tinggal di tikus. Orang bisa terinfeksi penyakit pes melalui gigitan kutu tikus atau gigitan tikus yang sudah terinfeksi.

"Misalnya ada temuan pes, nah OTT kita harus tingkatkan sehingga meminimalisir penularan," ujar Hakam.

Sedangkan, penyakit lain juga perlu diwaspadai seperti leptospira, diare akut, dan tipes.

‘’Kami juga berdayakan masyarakat terutama tingkat RW untuk mensosialisasikan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga makanan tetap higienis," tandasnya.

Editorial Team