Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dua biksu terlihat berbincang di samping potret biksu Ashin Jinarakkhita di Vihara Budhha Dipa Pakintelan Gunungpati Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Semarang, IDN Times - Keberadaan biksu Ashin Jinarakkhita di masa lampau mampu membawa penyebaran ajaran Buddha di seluruh penjuru Nusantara. 

Biksu Ashin dianggap sebagai sosok pemuka agama Buddha asli Indonesia yang membawa pengaruh besar terhadap perkembangan agama Buddha selama puluhan tahun. 

Sehingga, sudah selayaknya umat Budhha Indonesia terutama yang tinggal di Kota Semarang turut aktif memberi sumbangsihnya bagi nusa dan bangsa sebagai upaya mengembalikan nilai-nilai luhur yang diajarkan biksu Ashin. 

Hal tersebut mengemuka dalam kegiatan diskusi yang diadakan Pengurus Pusat Majelis Buddhayana Indonesia bersama umat Budhha di Vihara Budhha Dipa, Kelurahan Pakintelan, Kecamatan Gunungpati Semarang. 

Untuk mengingat kembali nilai luhur dari Biksu Ashin Jinarakkhita, maka umat Budhha yang datang dari berbagai wilayah Jawa Tengah diajak mengikuti perjalanan napak tilas peninggalan sang mahaguru tersebut. 

"Napak tilas untuk memperingati seratus tahun peninggalan Biksu Ashin Jinarakkhita puncaknya diadakan di Vihara Sima 2500 Jayanti di Bukit Kasap, Pudakpayung," kata Samanera Dharmatejo Wahyudi, seorang pengurus Vihara Budhha Dipa Pakintelan. 

Proses napak tilas peninggalan Biksu Ashin pun digelar pada Sabtu kemarin dimulai dari Vihara Budhha Dipa Pakintelan. 

Seperti apa kemeriahan proses napak tilas peninggalan Biksu Ashin Jinarakkhita? Berikut potretnya:

1. Tak kurang ada 40 bhikkhu Sangha yang ikut napak tilas. Mereka mulai jalan kaki dari Vihara Budhha Dipa Pakintelan

Rombongan para biksu berjalan menyusuri turunan jalan setapak untuk melakukan napak tilas peninggalan Biksu Ashin Jinarakkhita di Vihara Bukit Kasap Pudakpayung. (IDN Times/Fariz Fardianto)

2. Satu persatu biksu menyusuri jalan setapak yang curam menuju Sungai Kaligarang

Editorial Team