Napi Lapas Kedungpane Diajari Budidaya Maggot untuk Pasok Pakan Ternak

- Lapas Kelas IA Kedungpane Semarang mendorong narapidana untuk menggeluti budidaya maggot, jangkrik, dan bekicot sebagai bagian dari Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) di dalam lapas.
- Kepala Lapas berkomitmen mengoptimalkan lahan di dalam lapas, termasuk membangun greenhouse untuk budidaya tanaman aren, dengan melibatkan Dinas Pertanian Kota Semarang.
- Program budidaya ini bertujuan memberikan keterampilan baru kepada narapidana agar dapat bekerja dalam sektor pertanian setelah bebas nanti.
Semarang, IDN Times - Mengerjakan segala sesuatu bila ditelateni pasti membuahkan hasil yang bagus. Motivasi itulah yang sedang ditanamkan oleh Lapas Kelas IA Kedungpane Semarang agar puluhan narapidana tertarik menggeluti budidaya maggot, jangkrik dan bekicot.
Walau kelihatannya sepele, maggot yang dikembangbiakkan bisa dipakai untuk bahan pakan ternak. Begitupun dengan hasil budidaya bekicot maupun jangkrik.
1. Juga ada greenhouse dan budidaya aren

Kepala Lapas Kelas I Semarang, Mardi Santoso, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia di dalam lapas sebagai Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) bagi narapidana.
“Kami akan memanfaatkan lahan yang ada dengan maksimal, termasuk membangun greenhouse untuk budidaya tanaman aren. Saat ini, tanaman aren masih dalam tahap penumbuhan kecambah yang membutuhkan waktu sekitar 35 hari sebelum siap ditanam,” ujar Mardi Jumat (14/2/2025).
2. Kerja sama dengan Dispertan

Kemudian untuk mewujudkan akselerasi program prioritas Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan (Menimipas), Agus Andrianto, pihaknya juga mengajari 23 narapidana untuk budidaya 20 gram maggot dan beberapa bekicot.
Agar berhasil pihaknya melibatkan Dinas Pertanian Kota Semarang.
3. Para napi diharapkan punya bekal keterampilan

Dengan terlibat dalam kegiatan pertanian, katanya para narapidana diharapkan dapat memperoleh keterampilan baru yang berguna setelah mereka kembali ke masyarakat.
Melalui program ini, pihaknya berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih produktif, serta memberikan peluang bagi warga binaan untuk belajar dan bekerja dalam sektor pertanian.
“Kami ingin memastikan bahwa warga binaan tidak hanya menjalani masa pidana mereka, tetapi juga mendapatkan bekal keterampilan yang bisa mereka manfaatkan setelah bebas nanti,” tutur Mardi.