Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pasar modal (freepik.com/freepik)
ilustrasi pasar modal (freepik.com/freepik)

Intinya sih...

  • Pasar modal Indonesia mencatat rekor tertinggi

  • BEI catat perdagangan bursa terbesar se Asia Tenggara

  • Jumlah investor pasar modal terus meningkat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Karanganyar, IDN Times Pasar modal Indonesia mencatat pencapaian bersejarah pada tahun ini. Setelah sempat bergejolak akibat kebijakan tarif yang diumumkan Presiden Amerika Serikat pada April lalu, indeks dan kapitalisasi pasar justru berhasil menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah. Kapitalisasi pasar kini mendekati USD 900 miliar, menjadikan Indonesia sebagai pasar saham terbesar di Asia Tenggara.

1. Catat perdagangan bursa terbesar se Asia Tenggara

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jefri Hendrik (tengah). (IDN Times/Larasati Rey)

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jefri Hendrik mengatakan BEI terus mencatatkan pertumbuhan signifikan. Bahkan aktivitas perdagangan harian tercatat sangat tinggi.

"Hingga awal Agustus 2025, kapitalisasi pasar BEI telah mencapai Rp13.400 triliun, menempatkan Indonesia dalam jajaran 20 bursa saham terbesar di dunia," ujar Jeffrey Hendrik, di Workshop Produk Saham BEI, di Karanganyar, Kamis (2/10/2025).

"Nilai transaksi harian di BEI kini menembus angka Rp13,4 triliun. Ini menjadikan Indonesia sebagai bursa ke-11 terbesar secara global dari sisi aktivitas perdagangan," sambunya.

Ia menambahkan, jumlah investor pasar modal juga terus meningkat signifikan. Hingga akhir September, tercatat ada 3,7 juta investor baru pada tahun ini. Angka tersebut lebih tinggi dibanding tahun lalu yang hanya mencapai 2,7 juta investor baru. Dengan demikian, total investor pasar modal Indonesia kini mencapai 18,6 juta orang.

“Dari 18,6 orang itu total ada 7,7 juta investasi saham. Dimana ada 200 melakukan transaksi setiap hari, dan 1,6 juta melakukan transasksi tahunan,” jelasnya.

2. Siapkan produk dari modal besar hingga investor pemula

ilustrasi pasar modal (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Jefri mengatakan profil investor di Indonesia semakin beragam, mulai dari investor berpengalaman dengan modal besar hingga investor pemula yang berinvestasi dengan nominal terbatas, seperti Rp100.000 hingga Rp200.000. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, BEI bersama mitra tengah mengembangkan berbagai produk investasi baru, antara lain indeks, Exchange-Traded Fund (ETF), waran terstruktur, hingga instrumen pasar karbon.

“Produk-produk ini kami kembangkan agar semua segmen investor, baik besar maupun kecil, memiliki akses dan exposure yang sama terhadap instrumen pasar modal,” jelasnya.

BEI menegaskan visinya untuk menjadi salah satu bursa terkemuka dengan kredibilitas tinggi di dunia. Pihaknya optimistis kolaborasi yang erat dengan pelaku industri akan memperkuat posisi Indonesia di kancah global.

3. Jumlah investor pasar modal terus meningkat

Kepala BEI Jateng II Wira Adibrata. (IDN Times/Larasati Rey)

Dikesempatan yang sama, Kepala BEI Jateng II Wira Adibrata mengatakan tingkat literasi pasar modal di Solo Raya mengalami peningkatan yang signifikan.

“Kalau sebelumnya transaksi di angka 3 T, ini jadi 5 T dalam sebulan. Kalau dari investornya biasanya naik 2.500 sebulan, ini jadi 5.000 investor baru di sebulannya,” jelasnya.

Wira mengatakan jenis investor di Solo Raya rata-rata masih menggunakan produk saham untuk investasi. Berdasarkan data BEI Jateng II jumlah total SID di Solo Raya sebanyak 310.716.

Editorial Team