Pedagang Beras Dargo Semarang Minta Patokan HET Gabah Direvisi

Semarang, IDN Times - Menjelang momen panen raya padi, harga beras di Pasar Dargo Semarang mulai bergerak naik. Peningkatan harga beras menurut penuturan sejumlah pedagang beras terjadi sepuluh hari terakhir.
1. Beras medium melonjak

Di Toko Sariwangi Dargo Semarang menjual beras medium seharga Rp310 ribu per 25 kilogram. Satya, seorang pedagang beras Toko Sariwangi Pasar Dargo mengaku lonjakan harga beras medium sudah terasa secara bertahap sejak sepuluh hari terakhir.
"Kalau C4 medium dari pabrik penggilingan memang naik Rp400 per kilo sudah sejak 10 hari lalu. Jadinya untuk per kilonya Rp12.400 atau Rp310 ribu per karung isi 25 kilo," ujar Satya kepada IDN Times, Senin (3/3/2025).
2. Kiriman terbanyak dari Jatim

Sedangkan untuk harga beras mentik wangi, beras premium di kiosnya masih relatif stabil. Hampir saban hari pihaknya memperoleh pasokan beras dari sentra penggilingan padi wilayah Kabupaten Dmeak, Kota Solo dan sebagian kabupaten Jawa Timur.
Khusus kiriman dari Jawa Timur, ia dapat jatah kiriman satu truk berisi 8 ton beras.
"Saya ambilnya dari Demak, Solo, Jawa Timur. Kalau dari Jatim biasanya satu truk dapatnya 8 ton. Mentikwangi dari Solo," terangnya.
3. Pedagang beras minta HET direvisi

Dalam penjualan beras selama Ramadan, ia bilang tetap mengikuti patokan Harga Eceran Tertinggi (HET) gabah yang ditetapkan Bulog. Seperti diketahui HET gabah kering giling (GKG) patokan Bulog sebesar Rp6.500 per kilogram.
Walau begitu, pihaknya meminta pemerintah mengkaji baturan HET gabah lantaran pelaksanaannya ia anggap cenderung dipaksakan.
Terlebih lagi, adanya HET gabah yang baru telah mempengaruhi keuntungan yang didapat para pedagang beras. "Karena pusat penggilingan sudah ngeluh, kitanya dari pedagang juga ambil untungnya mepet karena belum lagi mikir ongkos logistik dari biaya bensin, upah sopir dan juga biaya operasional kios," tambahnya.
"Kita tentu minta aturan itu direvisi ulang. Kita usaha kan pasti cari untung dan penghasilan sebagai pedagang disini beda-beda, tidak bisa dipukul rata," paparnya.
4. Daftar realisasi serapan gabah dan beras di Jateng

Sedangkan, berdasarkan data serapan gabah dan beras di wilayah Bulog Jateng, hingga saat ini 6,65 persen dibanding target pengadaan tahun 2025 sebesar 383.144 ton.
"Realisasi penyerapan gabah dan beras di wilayah Bulog Kanwil Jateng sampai saat ini sebesar 25.497 ton, setara beras atau sekitar 50.995 ton setara gabah kering panen," ungkap Pimpinan Bulog Kanwil Jateng, Sopran Kenedi kepada IDN Times.
5. Bulog ungkap persoalan cuaca pengaruhi serapan

Pihaknya memperkirakan serapan gabah yang tak maksimal tahun ini dipengaruhi faktor cuaca yang masih relatif cukup besar. Ditambah lagi frekuensi curah hujan di sentra produksi beras.
Perum Bulog Kanwil Jateng masih terus akan mengoptimalkan realisasi penyerapan gabah dan beras bulan Maret-April 2025 yang akan mulai panen dalam jumlah lebih besar. Sehingga diharapkan serapan gabah menjadi lebih optimal dan juga bisa menurunkan harga beras di tingkat penggilingan sehingga bisa masuk gudang Bulog lebih optimal lagi.