Semarang, IDN Times - Sejumlah pegiat literasi Kabupaten Kendal diajak untuk menumbuhkan minat membaca bagi semua lapisan masyarakat. Salah satu pegiat literasi yang diajak berkolaborasi dengan Pemprov Jateng ialah Lembaga Seni dan Budaya Muslimin (Lesbumi) PCNU Kendal. Kolaborasi merupakan inisiasi dari Ketua PKK Jateng Nawal Arifah sekaligus jadi Bunda Literasi.
Pegiat Literasi Kendal Dirangkul Demi Giatkan Minat Baca di Desa

Intinya sih...
Lesbumi ingatkan warga Kendal budayakan membaca
Komunitas dan pegiat literasi punya peran gerakan kesadaran membaca
Anak-anak di masa kini dihadapkan pada distrupsi teknologi
1. Lesbumi ingatkan warga Kendal budayakan membaca
Menurut perwakilan pegiat literasi Lesbumi PCNU Kendal, Muslichin kehadiran Bunda Literasi diharapkan dapat menginspirasi dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya membaca.
"Dengan kedatangan beliau ini yang menjadi figur penting, untuk memajukan kembali kesadaran membaca di kalangan anak muda, ibu ibu, petani, dan sebagainya," katanya, Kamis (27/11/2025).
2. Komunitas dan pegiat literasi punya peran gerakan kesadaran membaca
Dalam sarasehan Pegiat Literasi Kabupaten Kendal di Perpusda Kendal, Rabu (26/11/2025), Ketua Tim PKK Jateng, Nawal Arafah, mengungkapkan, berdasarkan data BPS, Tingkat Gemar Membaca (TGM) Provinsi Jateng pada Mei 2025 tercatat sekitar 73,13, dengan frekuensi membaca antara 5-6 kali per minggu selama 1-1,59 jam per hari.
Untuk meningkatkan angka itu, Nawal mendorong agar komunitas dan pegiat, menghidupkan taman baca masyarakat (TBM) dan perpustakaan desa, dengan berbagai aktivitas literasi.
Menurut Nawal, komunitas dan pegiat literasi, memiliki peran krusial dalam menggerakkan kesadaran membaca di kalangan akar rumput.
"Menggerakkan literasi dari akar rumput ini seperti komitmen kita dari awal, bagaimana kita menghidupkan literasi-literasi dari tingkat desa. Rumah baca di desa harus lebih dikembangkan lagi," ujarnya.
3. Anak-anak di masa kini dihadapkan pada distrupsi teknologi
Terlebih, jumlah TBM dan perpustakaan desa juga banyak. Tercatat, Jawa Tengah memiliki 1.297 TBM, dan 6.127 perpustakaan desa, ditambah sebanyak 21.995 perpustakaan sekolah.
Tidak hanya untuk meningkatkan TGM, komunitas dan pegiat literasi juga akan dlibatkan dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Terutama perkembangan teknologi, yang perlu direspon dengan keterampilan literasi digital.
"Dengan adanya taman baca kita yang jumlahnya banyak, ini menjadi salah satu potensi. Di samping lagi, kita memiliki komunitas yang sangat luar biasa. Ini menjadi salah satu jawaban untuk tantangan yang ada," ungkap Nawal.
Lebih lanjut, Nawal menegaskan, pemahaman tentang literasi perlu diubah. Literasi tidak sebatas membaca dan menulis buku, tetapi setiap proses yang melibatkan transfer informasi dan pengetahuan.
"Literasi sebenarnya tidak hanya membaca dan menulis buku, tapi bagaimana proses literasi ini adalah menyerap informasi, mengolah informasi, untuk menjadikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan kita," beber dia.
Istri Wakil Gubernur Jateng ini mengatakan, salah satu problem serius yang dihadapi, adalah anak-anak di era sekarang belum selesai dengan literasi baca tulis, namun sudah dihadapkan dengan disrupsi teknologi.
Menjawab tantangan itu, pihaknya mendorong keterampilan literasi digital ditanamkan sejak dini di bangku sekolah. Di sisi lain, berbagai koleksi buku digital milik Perpustakaan Nasional juga dapat diakses dan dimanfaatkan.
"Saya kira ini juga menjadi salah satu hal yang kemudian harus disosialisasikan. Ayo kita baca buku lewat digital," tandasnya.