Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_20250903_123844.jpg
Tempat membaca buku dengan konsep semi outdoor di Perpusda Jateng. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • Lesbumi ingatkan warga Kendal budayakan membaca

  • Komunitas dan pegiat literasi punya peran gerakan kesadaran membaca

  • Anak-anak di masa kini dihadapkan pada distrupsi teknologi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Sejumlah pegiat literasi Kabupaten Kendal diajak untuk menumbuhkan minat membaca bagi semua lapisan masyarakat. Salah satu pegiat literasi yang diajak berkolaborasi dengan Pemprov Jateng ialah Lembaga Seni dan Budaya Muslimin (Lesbumi) PCNU Kendal. Kolaborasi merupakan inisiasi dari Ketua PKK Jateng Nawal Arifah sekaligus jadi Bunda Literasi. 

1. Lesbumi ingatkan warga Kendal budayakan membaca

Perwakilan pegiat literasi Lesbumi PCNU Kendal, Muslichin menunjukkan buku kepada Ketua Tim PKK Jateng Nawal Arafah. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Menurut perwakilan pegiat literasi Lesbumi PCNU Kendal, Muslichin kehadiran Bunda Literasi diharapkan dapat menginspirasi dan menggugah kesadaran masyarakat tentang pentingnya budaya membaca. 

"Dengan kedatangan beliau ini yang menjadi figur penting, untuk memajukan kembali kesadaran membaca di kalangan anak muda, ibu ibu, petani, dan sebagainya," katanya, Kamis (27/11/2025). 

2. Komunitas dan pegiat literasi punya peran gerakan kesadaran membaca

Ketua Tim PKK Jateng Nawal Arafah saat menyapa seorang warga Kendal di Perpusda. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Dalam sarasehan Pegiat Literasi Kabupaten Kendal di Perpusda Kendal, Rabu (26/11/2025), Ketua Tim PKK Jateng, Nawal Arafah, mengungkapkan, berdasarkan data BPS, Tingkat Gemar Membaca (TGM) Provinsi Jateng pada Mei 2025 tercatat sekitar 73,13, dengan frekuensi membaca antara 5-6 kali per minggu selama 1-1,59 jam per hari. 

Untuk meningkatkan angka itu, Nawal mendorong agar komunitas dan pegiat, menghidupkan taman baca masyarakat (TBM) dan perpustakaan desa, dengan berbagai aktivitas literasi.

Menurut Nawal, komunitas dan pegiat literasi, memiliki peran krusial dalam menggerakkan kesadaran membaca di kalangan akar rumput.  

"Menggerakkan literasi dari akar rumput ini seperti komitmen kita dari awal, bagaimana kita menghidupkan literasi-literasi dari tingkat desa. Rumah baca di desa harus lebih dikembangkan lagi," ujarnya. 

3. Anak-anak di masa kini dihadapkan pada distrupsi teknologi

Ketua Tim PKK Jateng Nawal Arafah. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Terlebih, jumlah TBM dan perpustakaan desa juga banyak. Tercatat, Jawa Tengah memiliki 1.297 TBM, dan 6.127 perpustakaan desa, ditambah sebanyak 21.995 perpustakaan sekolah. 

Tidak hanya untuk meningkatkan TGM, komunitas dan pegiat literasi juga akan dlibatkan dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada. Terutama perkembangan teknologi, yang perlu direspon dengan keterampilan literasi digital. 

"Dengan adanya taman baca kita yang jumlahnya banyak, ini menjadi salah satu potensi. Di samping lagi, kita memiliki komunitas yang sangat luar biasa. Ini menjadi salah satu jawaban untuk tantangan yang ada," ungkap Nawal. 

Lebih lanjut, Nawal menegaskan, pemahaman tentang literasi perlu diubah. Literasi tidak sebatas membaca dan menulis buku, tetapi setiap proses yang melibatkan transfer informasi dan pengetahuan.

"Literasi sebenarnya tidak hanya membaca dan menulis buku, tapi bagaimana proses literasi ini adalah menyerap informasi, mengolah informasi, untuk menjadikan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan kita," beber dia. 

Istri Wakil Gubernur Jateng ini mengatakan, salah satu problem serius yang dihadapi, adalah anak-anak di era sekarang belum selesai dengan literasi baca tulis, namun sudah dihadapkan dengan disrupsi teknologi. 

Menjawab tantangan itu, pihaknya mendorong keterampilan literasi digital ditanamkan sejak dini di bangku sekolah. Di sisi lain, berbagai koleksi buku digital milik Perpustakaan Nasional juga dapat diakses dan dimanfaatkan. 

"Saya kira ini juga menjadi salah satu hal yang kemudian harus disosialisasikan. Ayo kita baca buku lewat digital," tandasnya. 

Editorial Team