Pelajaran Coding dan AI Masih Bikin Penasaran Siswa SD di Semarang

- Kementerian Pendidikan akan menerapkan mata pelajaran coding dan AI di SD dan SMP mulai 2025
- Dinas Pendidikan di daerah sedang melakukan persiapan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut
- Persiapan mencakup pelatihan guru dan fasilitas penunjang
Semarang, IDN Times - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan menerapkan mata pelajaran coding dan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di satuan pendidikan jenjang SD dan SMP mulai tahun 2025. Berbagai persiapan dilakukan oleh Dinas Pendidikan di daerah untuk mengimplementasikan kebijakan itu mulai dari pelatihan guru dan fasilitas penunjang.
1. Siswa antusias ingin belajar coding dan AI

Namun, dari semua persiapan itu yang tak kalah penting adalah respons dan kesiapan siswa untuk menerima pelajaran coding dan AI tersebut.
Seperti Aira, siswa kelas 5 SD Hj. Isriati Baiturrahman 2 Semarang ini tampak antusias ketika tahu akan ada pelajaran coding dan AI di kelasnya. Meskipun, belum tahu seperti apa pembelajaran coding, tapi bocah perempuan berusia 10 tahun itu sudah sedikit tahu tentang AI.
‘’AI itu ChatGPT yang bisa buat tanya apa saja. Misalnya, buat tanya tentang tugas, bisa bikin foto juga. Aku pernah coba pakai diajari bunda,’’ ungkapnya kepada IDN Times, Jumat (18/7/2025).
Sejak mengenal AI melalui ChatGPT, Gemini dan media sosial, Aira semakin penasaran dengan teknologi tersebut. Ia pun kerap memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan itu untuk belajar dan bermain di rumah. Bahkan, untuk mengerjakan tugas sekolah.
2. Cari jawaban PR lewat AI

‘’Kadang kalau ada PR yang sulit dan jawabannya tidak ada di buku, aku langsung gunakan AI untuk menjawab soal-soal yang susah itu. Dengan bertanya pada AI, aku bisa dapat jawaban yang lengkap dan panjang. Beda dengan buku, informasinya tidak selengkap AI,’’ tuturnya.
Saat bosan, Aira juga kerap memanfaatkan AI untuk bermain. Ia meminta aplikasi kecerdasan buatan itu menunjukkan bagaimana cara membuat mainan. Bahkan, AI juga menjadi hiburan bagi Aira jika ia penasaran dengan sesuatu yang sedang viral.
‘’Kayak liburan kemarin kan bosan, aku minta AI kasih tahu cara bikin squishy dari kertas. Dengan cepat AI menjawab cara dan langkah membuatnya. Lalu, aku biasa cari hiburan dari AI, misalnya kayak yang lagi viral soal anomali, aku bisa tanya AI,’’ ujarnya.
Menurut Aira, teknologi dari AI itu sangat bermanfaat karena tidak hanya menarik, tapi juga memberikan solusi. Apalagi, AI memiliki visualisasi yang menarik dari video dan suara.
‘’Jadi aku sangat senang kalau nanti ada pelajaran coding dan AI di sekolah,’’ tandasnya.
3. Dorong orang tua siswa ikut belajar

Sementara, kehadiran pembelajaran coding dan AI di sekolah ini juga mendorong orang tua siswa turut mempelajari teknologi tersebut.
Salah satu orang tua siswa, Lia Dina juga mendengar kalau pelajaran coding dan AI akan diberikan kepada anaknya yang duduk di kelas 2 SD Hj. Isriati Baiturrahman 1 Semarang. Namun, ia juga belum paham terkait pembelajaran tersebut.
‘’Kalau tanya anaknya ditanya tahu coding atau nggak, jawabnya nggak tahu. Namun, kalau dari pengamatan saya sehari-hari jika anak saya main game itu dia kerap mencatat melihat tutorial dari Youtube lalu dicatat, lalu buka game dan memasukkan kode-kode itu,’’ kata ibu dari Janu itu.
Maka, pembelajaran coding dan AI yang akan diterapkan di jenjang SD dan SMP ini masih membutuhkan adaptasi baik bagi siswa maupun orang tua yang mendampingi siswa. Dan tentunya, perlu kompetensi dari guru yang akan mengajar siswa.