Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
tbc
Pemerintah Kota bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan Studi Pra-Pilot Layanan Satu Atap (One Stop Service/OSS) Tuberkulosis di Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kamis (4/9/2025). (dok. Pemkot Semarang)

Intinya sih...

  • Pemerintah Kota Semarang menjamin pelayanan kesehatan siaga 24 jam selama libur Natal dan Tahun Baru 2026.

  • Optimalisasi pelayanan kesehatan diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi masyarakat yang membutuhkan selama libur Nataru.

  • Petugas medis dan tenaga kesehatan akan bekerja secara maksimal untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang memerlukan bantuan medis.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang memastikan pelayanan kesehatan tetap berjalan optimal selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru (Nataru) 2026.

1. Libur Nataru berpotensi pada lonjakan kebutuhan kesehatan

Pemerintah Kota bersama Kementerian Kesehatan Republik Indonesia meluncurkan Studi Pra-Pilot Layanan Satu Atap (One Stop Service/OSS) Tuberkulosis di Puskesmas Bangetayu, Kecamatan Genuk, Kamis (4/9/2025). (dok. Pemkot Semarang)

Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menegaskan, kesiapan pelayanan kesehatan menjadi prioritas utama Pemkot Semarang dalam menghadapi lonjakan aktivitas masyarakat dan potensi risiko kesehatan selama periode Nataru.

‘’Libur Nataru identik dengan meningkatnya mobilitas warga, kunjungan wisata, serta aktivitas keagamaan dan perayaan akhir tahun. Kondisi tersebut berpotensi menimbulkan lonjakan kebutuhan kesehatan, baik pelayanan darurat, rawat inap, maupun layanan rujukan,’’ ungkapnya, Minggu (21/12/2025).

Maka itu, Pemkot Semarang memperkuat sistem pelayanan kesehatan agar tetap prima meski berada di tengah libur panjang Nataru.

“Pemkot Semarang memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tetap berjalan normal dan responsif selama Nataru. Rumah sakit, Puskesmas, dan layanan gawat darurat kami minta siaga penuh,” ujar Agustina.

2. Layanan kesehatan tetap buka

ilustrasi rumah sakit (pexels.com/Pixabay)

Ia menjelaskan, penguatan pelayanan kesehatan dilakukan melalui kesiapsiagaan seluruh fasilitas kesehatan, mulai dari rumah sakit milik pemerintah, rumah sakit swasta, hingga Puskesmas rawat inap dan non-rawat inap.

Selama Nataru, layanan kesehatan tetap dibuka 24 jam dengan pengaturan jadwal tenaga medis agar masyarakat tetap memperoleh akses pelayanan kesehatan yang cepat dan aman. Selain itu, dirinya juga menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor dalam mendukung pelayanan kesehatan selama Nataru.

Pemkot Semarang menggandeng TNI, Polri, BPBD, Dinas Perhubungan, serta instansi terkait lainnya untuk memastikan respons kesehatan dapat dilakukan secara terpadu, khususnya dalam kondisi darurat.

“Koordinasi lintas sektor ini sangat penting agar penanganan kesehatan bisa cepat, terutama jika terjadi kecelakaan lalu lintas, bencana akibat cuaca ekstrem, atau kondisi darurat lainnya selama Nataru,” jelas Agustina.

3. Siapkan sistem rujukan kesehatan terintegrasi

Ilustrasi rumah sakit. (IDN Times/Khaerul Anwar)

Pemkot Semarang juga menyiapkan sistem rujukan kesehatan yang terintegrasi selama Nataru. Ambulans disiagakan di sejumlah titik strategis, termasuk kawasan rawan kecelakaan dan lokasi dengan aktivitas masyarakat tinggi.

Langkah ini menurut wali kota perlu dilakukan agar pasien yang membutuhkan pelayanan kesehatan lanjutan dapat segera ditangani tanpa hambatan.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, Agustina menyebutkan bahwa ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan turut menjadi perhatian utama. Dinas Kesehatan Kota Semarang diminta memastikan stok obat dan kebutuhan medis lainnya aman selama Nataru, sehingga pelayanan kesehatan tidak terganggu oleh keterbatasan logistik.

“Kami ingin memastikan selama Nataru, tidak ada masyarakat yang kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan. Semua harus terlayani dengan baik,” tegas wali kota.

Editorial Team