Semarang, IDN Times - Pemerintah Kota Semarang berupaya mengembangkan potensi pariwisata berbasis lingkungan. Adapun, yang kini tengah disiapkan adalah membangun ekowisata mangrove kawasan Tambakrejo Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang.
Semarang Siapkan Ekowisata Mangrove di Kawasan Tambakrejo, Mau ke Sana?

Intinya sih...
Pemkot Semarang mengembangkan pariwisata berbasis lingkungan
Siapkan ekowisata mangrove di Kawasan Tambakrejo
Bertempat di Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara
1. Bisa mengungkit perekonomian masyarakat
"Saya melihat potensi penanaman mangrove di sini bisa dikembangkan lagi menjadi destinasi ekowisata mangrove," ungkap Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, Senin (14/7/2025).
Menurut dia, pengembangan objek wisata ini dilandasi oleh dua pertimbangan. Pertama, potensi peningkatan perekonomian masyarakat pesisir. Kedua, sebagai langkah proaktif dalam melestarikan ekosistem pesisir pantai, terutama dari ancaman abrasi pantai yang semakin nyata.
"Ekowisata mangrove ini bisa menjadi daya tarik baru sehingga tidak hanya menjaga lingkungan yang berkelanjutan, melainkan pengunjung bisa menikmati spot-spot menarik dan mengungkit perekonomian masyarakat," ujarnya.
Keseriusan Pemkot Semarang dalam mengembangkan ekowisata mangrove di Tambakrejo ini dibuktikan dengan meminta berbagai instansi seperti kelurahan, kecamatan, hingga perangkat daerah terkait untuk segera menyusun master plan lokasi wisata tersebut.
2. Wajib perhatikan daya dukung lingkungan
Adapun, master plan tersebut wajib memperhatikan analisis daya dukung dan daya tampung lingkungan agar peruntukan ruang yang dihasilkan dapat efisien dan optimal.
"Setelah semua siap dan lengkap, Pemkot Semarang akan mendukung dalam bentuk penganggaran kali pertama di tahun 2026. Kemudian, selebihnya wisata mangrove akan dikelola oleh masyarakat," imbuh Agustina.
Selanjutnya, terkait konsep pengembangan wisata yang sedang direncanakan tersebut, pemkot akan mengedepankan konsep rembugan yang menekankan kebersamaan dalam pengambilan keputusan.
"Saya tidak bisa memutuskan (konsepnya), justru lebih bagus kalau membangun bersama, melibatkan dan memberdayakan masyarakat itu sendiri. Jadi masyarakat maunya apa, opportunity-nya apa saja sehingga mereka merasa ikut terlibat dan semua diselesaikan oleh stakeholder yang ada di sini," jelasnya.
3. Jadi contoh pemanfaatan potensi alam
Wali kota mengaku telah ada asosiasi lain yang memiliki program yang sejalan dengan Pemkot Semarang dalam hal pelestarian lingkungan hidup, khususnya di pesisir pantai. Menurutnya kolaborasi menjadi hal penting agar perkembangan wisata mangrove ini terus berkelanjutan.
"Rotary Club dan Keuskupan Agung Semarang juga punya program yang sama. Ini juga harus seiring, selaras, jadi tidak sendiri-sendiri," pungkas Agustina.
Sementara, pengembangan objek ekowisata mangrove di Tambakrejo ini akan menjadi contoh pemanfaatan potensi alam yang dapat berjalan selaras dengan upaya pelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Harapannya, keberhasilan ini dapat mendatangkan dampak positif berupa kemajuan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan pesisir khususnya di Kota Semarang.