Pemprov Jateng Putuskan Pakai Hybrid Sea Wall Untuk Atasi Banjir Demak

Semarang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memutuskan menggarap pembangunan hybrid sea wall untuk mengurangi dampak banjir besar yang kerap melanda Sayung, Kabupaten Demak hingga Kedung Kabupaten Jepara.
Keputusan ini jadi hasil kerja sama dengan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang. Lantas apa bedanya giant sea wall dengan hybrid sea wall?
Hybrid sea wall pakai bis beton dan mangrove
Menurut Tim Pengendalian Banjir dan Rob dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Undip, Prof Denny Nugroho Sugianto, hybrid sea wall memadukan penggunaan beton ringan berupa kelontong alias bis beton untuk menahan laju gelombang laut sisi utara dan menahan sedimentasi di sisi selatannya.
Beton kelontong disusun jejer segitiga. Misal dari bawah lima beton. Atasnya empat beton. Atasnya lagi tiga beton, dua beton, paling atas satu beton. Dijejer sepanjang pesisir. Bagian dalam beton disisi karung-karung pasir supaya kuat.
Jejeran beton menghadang abrasi dari laut. Baliknya menjebak sedimentasi banjir dari daratan. Tumpukan sedimentasi bisa ditanami mangrove untuk ditumbuhkembangkan.
Selanjutnya vegetasi mangrove dan ekosistemnya akan menjadi perisai alami yang akan menahan rob. Sehingga mangrove akan mengembalikan garis pantai yang selama ini hilang.
"Inilah yang disebut hybrid sea wall. Konsep ini perpaduan antara bagaimana kita melindungi pantai, sungai, dan juga menggunakan ekosistem sebagai salah satu perisai pantai dan juga sungai," ungkap Denny dalam keterangan yang diterima IDN Times, Senin (30/6/2025).
Hybrid sea wall akan terhubung dengan giant sea wall
Denny berkata konsep hybrid sea wall yang akan digarap merupakan langkah konkret kerja sama sesuai perjanjian nota kesepahaman antara Pemprov Jateng dan Perguruan Tinggi.
Ia mengklaim kalau hybrid sea wall akan terhubung dengan giant sea wall yang dibangun pemerintah pusat.
"Mungkin ini juga akan menjadi pilot project di Indonesia. Di mana ini juga menjadi salah satu yang terintegrasi dengan konsep pemerintah pusat yaitu giant sea wall," akunya.
Hybrid sea wall di Demak diklaim terhubung dengan polder
Sebetulnya Undip sudah lama merancang proyek hybrid sea wall. Bahkan dikatakannya, Undip telah melakukan riset pada konsep tersebut sejak 2012, di Timbulsloko Sayung, Demak.
Denny bilang, hybrid sea wall di Demak didesain dengan integrasi sistem polder serta sungai-sungai yang sekaligus dinormalisasi.
Ini, katanya untuk mencegah air laut masuk ke daratan melalui sungai yang tanggulnya bahkan sudah hilang.
Lebih lanjut, ia menganggap penanganan banjir dan rob berbasis alam cocok dengan karakter tanah Pantai Utara (Pantura) Jawa yang secara geologi merupakan tanah muda atau lunak (aluvial). Artinya, konsep tersebut tidak memberi banyak beban berat penggunaan beton full seperti Giant Sea Wall.
"Solusi berbasis alam ini jadi salah satu konsep yang diterapkan dan diimplementasikan di Jawa Tengah, khususnya di Kecamatan Sayung, Demak," sambungnya.
"Mudah-mudahan juga bisa diadopsi di seluruh wilayah Indonesia yang lain, karena karakteristik tanahnya hampir sama," tuturnya.
Gus Yasin tugaskan Pemkab Demak sosialisasi ke warga
Terpisah, untuk finalisasi Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen menggelar rapat lanjutan bersama lintas pihak, di ruang kerjanya bersama Undip, sejumlah dinas terkait, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali-Juana, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Demak.
Rapat tersebut membahas pembagian tugas pokok fungsi (tupoksi). Mulai dari pematangan rancangan desain, penentuan lokasi titik koordinat, perizinan, sosialisasi masyarakat, lelang pekerjaan, dan lain-lain.
"Ahamdulillah finalisasi sudah ketemu. Insyaallah akan bisa segera dikerjakan. Juli-September mulai dari pematangan desain, penyelesaian penentuan titik koordinat pekerjaan. Pemkab Demak bertugas sosialisasi kepada masyarakat," katanya.
Hybrid sea wall pakai anggaran Rp1,7 T
Ia berharap pekerjaan fisik bisa dimulai pada Oktober 2025. Dari sisi anggaran kemudian akan diajukan kepada pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU).
Dengan estimasi anggaran awal Rp1,7 triliun untuk hybrid sea wall, ia ingin mampu memperpanjang tanggul laut. Mulai dari sepanjang garis pantai Sayung, Demak, hingga Kecamatan Kedung, Kabupaten Jepara.
Ia mengatakan pekerjaan hybrid sea wall juga direncanakan menjadi proyek multiyears. Dengan harapan, pekerjaan lebih teliti, matang, dan berdampak maksimal.
"Saya berharap pada tahun depan 2026, pekerjaan Hybrid Sea Wall bisa selesai. Iya sekitar 20-30 km panjangnya," kata putra mendiang ulama kharismatik asal Ponpes Al Sarang Rembang, Mbah Maimoen Zubaer ini.