Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-11-05 at 13.38.07 (1).jpeg
Pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) di berbagai sekolah. (Dok. Kemendikdasmen)

Intinya sih...

  • Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng merespons wacana penerapan kembali enam hari sekolah di Jawa Tengah.

  • Menurutnya, kebijakan tersebut perlu kajian mendalam dan langkah hati-hati sebelum diimplementasikan.

  • Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggaungkan wacana tersebut untuk diterapkan kembali di wilayahnya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Semarang, IDN Times - Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng menanggapi wacana penerapan kembali enam hari sekolah yang digaungkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Menurut dia, kebijakan itu perlu kajian dan perlu mengambil langkah hati-hati.

1. Perubahan kebijakan harus ada kajian

Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng dan Iswar Aminuddin memaparkan capaian Program 100 Hari Kerja di Ibu Kota Jawa Tengah, Sabtu (31/5/2025). (dok. Pemkot Semarang)

“Setiap perubahan kebijakan pendidikan perlu disertai kajian mendalam agar benar-benar memberi manfaat bagi siswa dan keluarga. Namun, Pemkot Semarang tidak menutup diri terhadap perubahan, termasuk kemungkinan diberlakukannya enam hari sekolah untuk PAUD, TK, SD, hingga SMP,” katanya, Kamis (26/11/2025).

Agustina, menekankan bahwa semua keputusan harus melalui analisis menyeluruh oleh Bappeda. Adapun, Pemkot Semarang sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memastikan keselarasan kebijakan.

“Kita sudah berkoordinasi dengan pusat. Yang jelas, harus ada kajian mendalam dari Bappeda sebelum mengambil keputusan,” ujarnya.

2. Perlu disiapkan aktivitas menunjang bagi anak

Siswa sekolah di Desa Ngesrepbalong Limbangan Kendal diajak kenali deteksi dini bencana gunung meletus. (IDN Times/Dok Humas Unnes)

Agustina menambahkan, apabila sekolah kembali berjalan enam hari, maka perlu disiapkan aktivitas yang menunjang perkembangan anak di luar jam pelajaran. Menurutnya, penyesuaian ini justru bisa membuka peluang bagi kegiatan positif bagi siswa, sehingga waktu luang mereka terarah dan bermanfaat.

Ia menilai, sore hari dapat diisi dengan beragam kegiatan pengembangan diri, seperti mengaji, les menari, atau pelatihan keterampilan di tingkat RT. Aktivitas semacam ini dinilai mampu memperkaya pengalaman anak dan memberi bekal tambahan untuk masa depan.

“Anak-anak bisa mengikuti kegiatan sore yang positif, seperti mengaji atau les menari. Ini bisa jadi keterampilan tambahan dan menghindarkan mereka dari hal-hal negatif,” jelasnya.

3. Pelaksanaan sekolah 5 hari belum ada kendala

Simulasi Sekolah Rakyat di Sentra Handayani Bampu Apus, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025) (IDN/Times Dini Suciatiningrum)

Selain seni dan agama, pihaknya juga mendorong adanya les pelajaran seperti Bahasa Inggris atau Matematika, yang bisa menunjang kemampuan akademik siswa. Bahkan kegiatan seni seperti menari dapat dipresentasikan dalam acara kampung, seperti perayaan Agustusan.

Sementara itu, Sekretaris Dewan Pendidikan Kota Semarang, Setyo Budi mengatakan, hingga kini pelaksanaan kegiatan sekolah lima hari belum menemui kendala.

"Sejauh ini belum ada hambatan, jadi kita harus ada pertimbangan, seperti dahulu untuk memberlakukan lima hari kan ada uji coba, begitu," ujarnya.

Editorial Team