IDN Times/Anggun Puspitoningrum
Masih membahas tentang apa yang digemari generasi milenial pada hari ke-5, IWF 2020 mengajak para penggemar drama Korea Selatan merapat. Menghadir pengulas film yang memiliki kanal YouTube Cine Crib, Rasyid Baihaqi berbagi cerita tentang pengalamannya menonton drakor sekaligus memberikan ide menulis bagi peserta.
Menurut Rasyid, sepanjang pengalaman dia menonton drakor yang menarik adalah dalam setiap serial drama Korea bisa menggabungkan banyak genre dalam satu cerita. ‘’Misalnya drama It's Okay to Not Be Okay disana ada cerita romantis, thriller, dan fantasi. Namun, ketika genre itu digabungkan kita tetap nyaman melihat satu cerita ini,’’ ungkapnya.
Adapun, yang menarik lainnya dari drakor, sutradara bisa mengemas sebuah drama dengan genre anti mainstream, tapi ceritanya tetap membumi. Hal itu dapat dilihat dalam setiap adegan yang selalu memperlihatkan budaya di Korea Selatan. ‘’Misalnya habis kerja orang disana biasanya nongkrong minum soju. Kemudian, juga memasukkan unsur budaya dan kebanggaan terhadap produk lokal dari merek handphone, kendaraan, dan sejarah,’’ kata penggemar aktris Korea, Bae Suzy ini.
Bagi penulis yang ingin membuat tulisan dengan mengulas drakor, Rasyid menyampaikan, jangan lupa untuk memperhatikan konten, konsep, dan konteks. Konten itu berasal dari apa yang ada di layar dan apa yang dilihat di suatu film atau drama seperti, adegan favorit, properti yang digunakan, lalu set dari sebuah adegan, dan lainnya.
‘’Sedangkan, konsep biasanya berhubungan dengan sesuatu yang abstrak seperti topik yang diangkat oleh suatu serial atau film, teori-teori dari cerita, hingga pesan yang akan disampaikan kepada penonton. Sementara, konteks berhubungan erat dengan elemen pendukung suatu cerita seperti, tren, budaya, politik negara, dan lainnya,’’ tandasnya.