Kapolresta Solo mengunjungi lokasi belajar perusak makam di Solo. IDNTimes/Larasati Rey
Sempat diberitakan jika tempat belajar 10 anak yang merupakan pelaku pengrusakan makam menimba ilmu di sini. Kepala tempat belajar atau Khuttap, Wildan mengatakan sudah memproses perizinan, namun proses tersebut terganjal adanya pandemi COVID-19.
"Kalau izin dari kemenag memang kami sudah izin namun SK nya belum keluar, namanya proses izin masa masa corona seperti ini susah banyak penundaan," ujarnya saat ditemui Selasa (22/6/2021).
Disinggung soal aksi pengrusakan yang dilakukan oleh anak didiknya, Wildan mengaku perbuatan tersebut murni dilakukan oleh murid-murid. Pihaknya bahkan sudah memperingatkan anak didiknya untuk tidak bermain di makam.
"Itu murni anak-anak sendiri, bahkan kami melarang, kami sampaikan kami melarang di makam kerena anak-anak. Kami mengerti bahwa di sini banyak jin yang itu bisa dengan mudah masuk ke jiwa anak-anak dan itu sangat berpengaruh untuk anak-anak ini nanti apalagi hingga dewasanya. Kami melarang dengan tegas," ungkapnya.
Wildan juga mengatakan jika ajaran yang diberikan kepada anak-anak hanyalah sebatas pelajaran menghafal Al Quran. Ia menepis adanya anggapan ajaran intoleran.
"Jikalau seandainya Khuttap ini diperiksa kami aman, kami murni mengajarkan hafalan Al Quran itu aja udah capek lelah," jelasnya.