Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pengusaha Mebel Siap Hengkang dari AS Jika Tarif Impor Stagnan

Ketua Umum Organisasi Sekabel, Setyo Wisnu Broto. (IDN Times/Larasati Rey)

Surakarta, IDN Times - Organisasi Sedulur Kayu dan Mebel (Sekabel) siap meninggalkan pasar Amerika Serikat (USA) jika kebijakan tarif impor ke Amerika Serikat tak kunjung berubah.

Hal ini sebagai langkah solusi dalam menghadapi ketidakpastian situasi global.

1. Ekspor Indonesia ke AS terbilang tinggi

ilustrasi mebel dari kayu nangka (pexels.com/Nugroho Wahyu)

Ketua Umum Organisasi Sekabel, Setyo Wisnu Broto mengatakan selama ini Amerika Serikat merupakan pasar yang cukup besar untuk produk kayu asal Indonesia. Tercatat total ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat mencapai lebih dari 12,7 miliar dolar AS.

"Kami akan konsolidasi, melihat situasi global politik, situasi global ekonomi yang tidak stabil ini. Amerika menempati salah satu pasar terbesar kami. Market share mereka mendekati 30 persen," ujarnya, Minggu (27/4/2025).

2. Tertundanya pengiriman.

Ilustrasi neraca perdagangan. (Dok. Antara)

Lebih lanjut, Wisnu juga menyinggung soal tarif yang dibebankan oleh Amerika Serikat kepada Indonesia sebesar 32 persen tersebut, berdampak pada tertundanya pengiriman pesanan dari pasar Amerika yang terlanjur masuk ke Indonesia.

“Donald Trump (Presiden Amerika Serikat) menyampaikan ada masa negosiasi selama 90 hari. Ini yang pending, bulan cancel, diminta untuk disimpan secepat-cepatnya, supaya jika 90 hari itu akhirnya negosiasi gagal, yang (terkena tarif) 32 persen itu barang yang sudah diorder masuk ke sana," jelasnya.

3. Lirik pasar Asia.

illustrasi aktivitas ekspor (pexels.com/Chanaka)

Imbas dari gagalnya negosiasi tersebut, Wisnu berpikiran jika pengusaha Indonesia tidak boleh lagi menggantungkan pasar ke Amerika Serikat.

"Kita buka pasar nontradisional. Selama ini kan Amerika yang terbesar, kemudian negara-negara di Eropa," katanya.

Wisnu juga menyinggung sikap pengusaha Indonesia yang harus beralih mencari potensi pasar negara lain. Ia menilai beberapa negara yang cukup potensial untuk menjadi pasar baru ekspor Indonesia, di antaranya negara-negara di kawasan Timur Tengah.

"Selain itu, India juga memiliki populasi besar, China besar," jelasnya.

Langkah lain adalah kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk masuk BRICS (Brazil, Rusia, India, China, and South Africa) juga akan dimanfaatkan untuk penetrasi pasar.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bandot Arywono
Larasati Rey
Bandot Arywono
EditorBandot Arywono
Follow Us