Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
antarafoto-program-mbg-melalui-posyandu-1758262214.jpg
Keluarga penerima manfaat memperlihatkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) di Posyandu Kenanga, Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Intinya sih...

  • Siswa SMP Negeri 1 Kragan mengalami keracunan massal setelah makan mi ayam dari program Makan Bergizi Gratis (MBG).

  • Sebanyak 173 siswa alami sakit perut, mual, dan diare, 13 di antaranya dirawat inap karena kondisinya lebih berat.

  • Bupati Rembang sudah memperingatkan pentingnya kualitas dan kepantasan gizi menu yang diberikan serta waktu pendistribusian MBG yang tidak menentu.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Rembang, IDN Times - Kasus dugaan keracunan massal menimpa 173 siswa SMP Negeri 1 Kragan, Rembang, Jawa Tengah. Para siswa mengalami gejala mual, muntah, diare, hingga pusing setelah menyantap menu mi ayam dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (23/9/2025).

1. Siswa alami sakit perut, mual, hingga diare

Ilustrasi petugas menyusun makanan bergizi gratis (MBG) yang akan dibagikan kepada siswa di SMKN 26 Rawamangun, Jakarta Timur, Senin (4/8/2025). (ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah)

Gejala mulai dirasakan para siswa sepulang sekolah, dan berlanjut hingga Rabu (24/9/2025). Akibatnya, ratusan siswa dilarikan ke Puskesmas 1 Kragan untuk mendapatkan perawatan medis.

Kepala Puskesmas 1 Kragan, Ahmad Fuad, membenarkan adanya kasus tersebut.

“Dari total 173 siswa, sebanyak 160 diperbolehkan pulang, sementara 13 siswa masih harus menjalani rawat inap karena kondisinya lebih berat,” ujarnya.

Fuad menjelaskan, gejala umum yang dialami meliputi sakit perut, mual, muntah, hingga diare. Tim medis masih melakukan pemantauan intensif, sementara sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan sudah dibawa untuk diuji laboratorium.

2. Sudah diingatkan Bupati Rembang

Ilustrasi siswa menunjukkan menu makanan bergizi gratis (MBG) di SDN Kunciran 2, Pinang, Kota Tangerang, Banten, Rabu (13/8/2025). (ANTARA FOTO/Putra M. Akbar)

Sebelumnya, Bupati Rembang Harno saat meninjau langsung pelaksanaan program MBG di MAN 1 Rembang pada Jumat (19/9/2025) menekankan pentingnya kualitas dan kepantasan gizi menu yang diberikan.

“Kita cek, apakah unsur gizinya sudah memenuhi atau tidak. Ini bagian dari tugas Dinas Kesehatan. Yang terpenting juga kepantasan, gizinya dilihat dari menu. Harapannya, jika ada yang kurang, teman-teman SPPG bisa evaluasi,” kata Harno dilansir keterangan resminya.

Harno juga meminta agar menu MBG bervariasi setiap hari agar siswa tidak bosan dan kebutuhan gizi tetap terpenuhi.

3. Pembagian MBG tidak menentu

Ilustrasi petugas menyiapkan paket makanan bergizi gratis (MBG) di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Samarinda Ulu 2 di Samarinda, Kalimantan Timur. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Waktu pendistribusian MBG diduga menjadi penyebab ratusan siswa keracunan. Selain itu, juga terdapat menu yang tidak direkomendasikan oleh Satgas MBG Kabupaten Rembang.

Kepala Sekolah, SMPN 1 Kragan, Dahlan menyebutkan, sekolahnya mulai menerima MBG mulai 19 Agustus 2025. Sayang, dalam pelaksanaannya, jam pembagian MBG tidak menentu setiap hari.

"Kadang-kadang pukul 11.00 WIB, kadang-kadang pukul 12.00 WIB. Pernah juga 12.30 WIB. Tidak pasti jamnya. Ketika tidak pasti, nanti datang dibagikan, datang dibagikan, yang tidak menentu jamnya dan akan mengganggu pembelajaran kami," katanya.

Meski demikian, selama pelaksanaan belum pernah ada keluhan soal keracunan makanan. Keracunan baru terjadi pada Selasa (23/9/2025) lantaran makanana hari itu diantar pukul 12.40 WIB.

Editorial Team