Penyelundupan 310 Burung Langka Digagalkan, 90 Ekor Ditemukan Mati

Kepala BKSDA Jateng, Darmanto mengungkapkan ketika menggelar operasi gabungan, petugasnya menemukan 90 ekor di antaranya dalam keadaan mati. "Rinciannya burung yang mati ada 15 ekor burung cucak ijo, tujuh ekor murai batu dan 64 ekor burung madu," katanya dalam keterangan yang diterima IDN Times, Sabtu (17/4/2021). 

Lebih lanjut, Darmanto menyampaikan 90 ekor burung yang mati tersebut akibat mengalami malnutrisi. Bahkan petugasnya juga mendapati ada beberapa ekor yang stres karena menempuh perjalanan panjang melalui jalur laut. 

Sisa burung yang masih hidup berjumlah 220 ekor, katanya lalu dikoordinasikan dengan BKSDA Kalteng pada Rabu 7 April untuk dikembalikan ke Sampit via Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya. 

"Proses pengembalian burung yang masih hidup bertujuan untuk menjaga habitat satwa langka yang dilindungi negara. Maka kita kirim memakai pesawat Garuda Indonesia nomor lambung GA 0245 melalui Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang," ungkapnya. 

Sedangkan menurut Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Semarang, Parlin Robert Sitanggang, ratusan burung yang diselundupkan ke Semarang telah melanggar aturan UU Nomor 21 Tahun 2019 mengenai karantina hewan, ikan dan tumbuhan. 

Ia menyebut bahwa burung cucak ijo termasuk satwa dilindungi negara. Sehingga harua dikembalikan ke habitat asalnya agar sifat aslinya tidak hilang. 

"Saat diselundupkan, kita tidak menemukan pelakunya. Namun kegiatan tersebut terancam dipidana dua tahun dengan denda Rp2 miliar," jelasnya. 

Sementara itu, Plt Kepala BKSDA Kalteng Handi Nasoka menjelaskan saat ini telah menerima pengembalian ratusan burung yang diselundupkan di Semarang. 

"Satwanya kita kandangkan di tempat transit. Selanjutnya dilepasliarkan di KPA Bukit Rawi pada 13 April kemarin," pungkasnya.