Romo Tanto, pastor Gereja Paroki Kebondalem saat memasang barcode GoPay di kotak amal gerejanya. IDN Times/Fariz Fardianto
Ia menyebut bahwa perubahan zaman dengan teknologi yang semakin canggih memang membuat semua orang harus berbenah. Dirinya sendiri juga harus memutar otak untuk melihat celah yang bisa didapat.
Romo Tanto menyampaikan, untuk menghimpun dana umat yang datang dari berbagai kalangan, pihaknya mulai awal Desember 2019 kemarin melirik platform online. Pilihannya jatuh pada GoPay.
"Setelah saya mencermati berbagai kemudahan dan aksesibilitasnya, maka tidak ada salahnya saya bekerjasama dengan Gojek. Sejak 3 Desember akhirnya kami sering memasang barcode GoPay di atas kotak amal untuk menghimpun dana donasi pengembangan gereja," urainya.
Diakuinya tantangan terberatnya ialah menyadarkan para jemaat dari generasi old terutama para opa, para oma untuk mulai mengalihkan donasinya melalui aplikasi GoPay.
Selain mudah dan simpel, pihaknya mengatakan berdonasi via digital tak perlu lagi repot-repot membawa segepok uang. "Cukup tempelkan scan barcodenya, kita sudah bisa mengirimkan uang amal kepada gereja. Nah cara inilah yang harus diedukasi terus-menerus kepada para jemaat di Kebondalem," tuturnya.
"Tapi saya yakin, dengan berjalannya waktu, donasi digital ini jadi pilihan yang sangat memudahkan jemaat untuk beramal di gereja," tambahnya.
Ia mengatakan sejauh ini antusias para jemaat Kebondalem untuk memakai aplikasi GoPay cukup bagus mengingat banyak dari mereka yang rutin naik transportasi online.
Ia berkata sudah ada enam orang yang beramal memakai GoPay. Dana yang diterima pihak gereja bersumber dari kalangan eksternal dan internal yang ingin beramal untuk Hari Raya Natal. "Nanti lambat laun jemaat pasti terbiasa,".