Semarang, IDN Times - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memperkuat layanan pengasuhan anak usia dini (PAUD) di Jawa Tengah. Melalui program Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), BKKBN melibatkan 10 perusahaan di Jateng.
Perkuat PAUD Tamasya di Jateng, BKKBN Libatkan 10 Perusahaan

Intinya sih...
BKKBN memperkuat layanan PAUD di Jawa Tengah melalui program Tamasya.
Program tersebut melibatkan 10 perusahaan di Jateng.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak usia dini di wilayah tersebut.
1. Percepatan penurunan stunting
Tujuan dari program ini adalah mempercepat penurunan stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak, terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN, Nopian Andusti mengatakan, peningkatan kualitas pengasuhan anak merupakan strategi utama untuk memperbaiki status gizi dan tumbuh kembang anak di Indonesia.
“Berdasarkan data SSGI 2024, prevalensi stunting di Jawa Tengah turun dari 20,7 persen pada 2023 menjadi 17 persen pada 2024. Meski demikian, capaian ini belum merata di seluruh kabupaten/kota sehingga perlu intervensi lebih intensif dan berkelanjutan,” ujarnya di Semarang, Sabtu (20/9/2025).
Menurutnya, meningkatnya partisipasi kerja perempuan di Jawa Tengah, dari 58,92 persen pada 2023 menjadi 61,82 persen pada 2024, turut menambah urgensi penyediaan layanan pengasuhan anak yang aman, terjangkau, dan berkualitas.
2. Kapasitas pengasuh TPA belum optimal
Kendati demikian, implementasi di lapangan masih menghadapi sejumlah tantangan seperti kapasitas pengasuh Taman Penitipan Anak (TPA) yang belum optimal, ketidakseragaman pengetahuan kader dalam pemantauan tumbuh kembang, serta belum maksimalnya pemanfaatan Kartu Kembang Anak (KKA) dan platform pembelajaran mandiri SiBima BKB EMAS.
Nopian menerangkan, dibutuhkan koordinasi lintas sektor antara PKB/PLKB, kader TPK, Puskesmas, dan dinas terkait. Sehingga, tidak ada lagi keterlambatan mekanisme rujukan kasus tumbuh kembang anak.
‘’Inilah yang coba kita atasi melalui Tamasya. Program Tamasya hadir sebagai layanan pengasuhan anak berbasis keluarga yang mengintegrasikan pendidikan, kesehatan, gizi, dan perlindungan anak,’’ ujarnya.
Adapun, Tamasya memiliki empat program unggulan, mulai dari peningkatan kompetensi pengasuh, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak, pendampingan orang tua, hingga pendampingan rujukan.
3. BKKBN gandeng dunia usaha
BKKBN juga menggandeng dunia usaha untuk memperluas jangkauan Tamasya.
Pada kesempatan kali ini, sebanyak 10 perusahaan di Jateng menandatangani kesepakatan kerja sama (PKS) untuk mendirikan Tamasya di lingkungan mereka.
Perusahaan tersebut antara lain PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, PT Kilang Pertamina Internasional RU IV Cilacap, PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Semarang, PT PLN Indonesia Power Unit Bisnis Pembangkit Semarang, hingga PT PLN Indonesia Power Sub Unit PLTA Wonogiri.
Nopian menambahkan, kerja sama lintas sektor ini merupakan wujud nyata komitmen BKKBN dalam mendukung implementasi Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2024 tentang Kesejahteraan Ibu dan Anak.
“Kami berharap program Tamasya dapat memperkuat pengelolaan pengasuhan anak di berbagai sektor, baik kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN, swasta, maupun masyarakat,” tandasnya.