Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG_2156.jpeg
Walikota Solo Respati Ardi, meninjau showcase MBG di halaman Loji Gandrung, Solo. (Dok/Humas Pemkot Solo)

Intinya sih...

  • Banyak Orang Tua Minta Anak Mereka Diikutkan - Respons masyarakat tinggi, banyak yang minta anaknya ikut program makan bergizi gratis untuk mendukung pertumbuhan anak dan cegah stunting.

  • 17 SPPG Sudah Beroperasi, Target 20 Tercapai Desember - Saat ini sudah ada 17 SPPG yang beroperasi, targetnya bertambah menjadi 20 pada Desember 2025. Showcase SPPG juga ajang transparansi harga pokok produksi.

  • Digelar Dua Minggu Sekali untuk Perkuat Pengawasan - Showcase akan digelar rutin setiap dua minggu untuk memperkuat pengawasan publik dan mempercepat evaluasi jika terjadi kendala di lapangan. Program tidak boleh dipolitisasi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surakarta, IDN Times- Wali Kota Solo, Respati Ardi, menegaskan bahwa program penyediaan makanan bergizi gratis untuk anak-anak di Kota Surakarta bukanlah program yang bersifat memaksa. Hal tersebut ia sampaikan saat menghadiri kegiatan Car Free Day (CFD) sekaligus showcase menu SPPG pada Minggu, (23/11/2025).

Respati menjelaskan bahwa momentum CFD dimanfaatkan untuk mengenalkan jenis makanan yang akan diberikan kepada para penerima manfaat. Ia memastikan sekolah atau pihak manapun yang tidak ingin mengikuti program tersebut tidak akan dipaksa.

“Ini program yang tidak memaksa. Bagi sekolah atau tempat yang berkeberatan, tidak masalah. Program ini hanya untuk yang mau menerima,” tegasnya.

1. Banyak Orang Tua Justru Minta Anak Mereka Diikutkan

Walikota Solo Respati Ardi, meninjau showcase MBG di halaman Loji Gandrung, Solo. (Dok/Humas Pemkot Solo)

Respati mengungkapkan, respons masyarakat terhadap program ini sangat tinggi. Bahkan, pihaknya menerima sejumlah “protes” dari warga, bukan karena menolak, tetapi karena ingin anak mereka turut mendapatkan makanan bergizi gratis.

“Protesnya justru permohonan agar anak mereka bisa ikut menerima makan bergizi gratis. Program ini benar-benar ditunggu masyarakat,” ujarnya.

Ia menekankan bahwa program makan bergizi gratis tidak hanya soal pembagian makanan, tetapi juga bagian dari upaya besar mencegah stunting dan mendukung pertumbuhan anak. Orang tua diminta ikut berperan melalui pola asuh dan pemahaman gizi yang baik.

2. Sebanyak 17 SPPG Sudah Beroperasi, Target 20 Tercapai Desember

SPPG Penumping, Laweyan, Solo. (IDN Times/Larasati Rey)

Saat ini sudah ada 17 SPPG (Sentra Penyediaan Pangan dan Gizi) yang beroperasi. Pemkot menargetkan jumlah itu bertambah menjadi 20 pada Desember 2025. Respati optimistis pada kuartal II tahun 2026 seluruh target penerima sudah bisa menikmati layanan makan bergizi.

Showcase SPPG yang digelar di CFD juga menjadi ajang transparansi. Salah satu SPPG bahkan secara terbuka menunjukkan harga pokok produksinya (HPP).

“Ini terobosan dan kami harap semua SPPG berani seperti itu. Agar masyarakat bisa ikut mengawasi,” kata Respati.

3. Digelar Dua Minggu Sekali untuk Perkuat Pengawasan.

Walikota Solo Respati Ardi, meninjau showcase MBG di halaman Loji Gandrung, Solo. (Dok/Humas Pemkot Solo)

Respati menyatakan showcase serupa akan digelar rutin setiap dua minggu. Tujuannya untuk memperkuat pengawasan publik dan mempercepat evaluasi jika terjadi kendala di lapangan.

“Program ini baru dimulai tahun ini. Tentu kita semua perlu berbenah. Kalau ada yang salah, kita perbaiki bersama, bukan saling menyalahkan. Ini uang rakyat, jadi harus kita awasi bersama,” tegasnya.

Respati juga berpesan agar program makan bergizi gratis tidak dipolitisasi dan tetap fokus pada tujuan utama: memastikan anak-anak Solo menerima nutrisi terbaik.

Editorial Team