ilustrasi Fakultas Kedokteran Undip (youtube.com/FK-UNDIP)
Pada sidang juga terungkap biaya pendidikan untuk prodi PPDS anestesi Undip. Pamong menyampaikan bahwa sedari tahun 2018 silam pimpinan Prodi PPDS anestesi di RS Kariadi mematok tarif biaya operasional pendidikan (BOP) sebanyak Rp80 juta per mahasiswa PPDS anestesi.
Namun belakangan ia mendapat bocoran informasi kalau tarif BOP PPDS anestesi di RS Kariadi diturunkan jadi Rp65 juta.
"Untuk BOP ini saya tahu untuk biaya pendidikan Biaya operasional BOP ini Rp80 juta per mahasiswa. Tapi terakhir turun sekitar Rp65 juta. Itu yang dilakukan terdakwa Taufik," ungkapnya.
Di luar BOP juga masih ada iuran yang dibebankan kepada tiap mahasiswa PPDS anestesi dengan angka yang fantastis.
Setiap mahasiswa PPDS anestesi Undip diwajibkan membayar iuran sekitar Rp20 juta sampai Rp40 juta.
"Iuran diluar biaya pendidikan itu iuran angkatan semester satu itu ada yang mulia. Antara 20-40 juta itu rata-rata beda beda per angkatan PPDS. Peruntukan untuk kami untuk biaya pendidikan pelatihan. Tapi tidak ada tusi dari Kementerian Kesehatan," bebernya.
Jaksa pun menyoroti penggunaan BOP ini kenapa tidak dilaporkan kepada Rektor Undip. Atas pertanyaan Jaksa, Pamong mengaku tidak tahu menahu.
Dalam pelaksanaannya, BOP ini digunakan pembimbing atau PPJP atau kegiatan pendidikan. Dan untuk penelitian.