Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
idntimes.com
Gereja Katolik Santo Paskalis Wangon sudah siap menggelar misa natal 2025, Rabu 25/12/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Intinya sih...

  • Masa advent, persiapan rohani empat pekan

  • Panitia non liturgi, hingga koordinasi keamanan

  • Jemaat Sekitar 100 Orang, fokus wilayah lokal

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyumas, IDN Times - Menjelang perayaan Natal 2025, Gereja Katolik Paroki Wangon, Banyumas mulai mematangkan berbagai persiapan, baik secara rohani maupun teknis. Romo Oktavianus Hery Setiawan, Pr, Pastor Paroki Santo Paskalis Baylon Wangon menegaskan bahwa Natal 2025 ini selain giat keagamaan, juga momentum memperdalam iman dan menghadirkan damai dalam keluarga serta masyarakat.

"Sebagai Romo Paroki, tugas saya adalah memimpin umat dalam satu wilayah paroki. Menjelang Natal, persiapan utama kami adalah persiapan rohani melalui Masa Advent,"ujar Romo Heri saat ditemui IDN Times, Rabu (24/12/2025) di kompleks gereja.

1. . Masa advent, persiapan rohani empat pekan

Romo Heri Setiawan, pemimpin gereja Katolik Santo Paskalis Wangon sebut Masa Advent berlangsung selama empat minggu sebelum Natal 2025, Rabu (24/12/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Romo Heri menjelaskan, Masa Advent berlangsung selama empat minggu sebelum Natal. Dalam periode ini, umat Katolik diajak mempersiapkan diri menyambut kedatangan Yesus Kristus melalui berbagai kegiatan rohani.

"Setiap minggu ada pertemuan di lingkungan maupun kelompok kategorial, seperti orang muda dan anak-anak, ada pendalaman Kitab Suci, sharing iman, dan tema-tema mingguan, Intinya, seluruh umat dari berbagai usia dipersiapkan secara rohani,"jelasnya.

Selain persiapan jangka panjang secara spiritual, gereja juga melakukan persiapan jangka pendek menjelang perayaan Natal, khususnya terkait liturgi. "Latihan koor, latihan misdinar anak-anak, hingga persiapan perayaan ekaristi malam Natal terus dimatangkan,"kata Romo Heri.

2. Panitia non liturgi, hingga koordinasi keamanan

sterilisasi pengamanan di gereja Paroki Wangon menjelang misa natal 2025 oleh anggota kepolisian Polresta Banyumas, Rabu (24/12/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Tak hanya liturgi, persiapan non-liturgi juga menjadi perhatian. Panitia Natal dibentuk untuk mengatur berbagai kebutuhan pendukung, mulai dari perlengkapan, dekorasi, konsumsi, hingga pengaturan parkir.

"Ada juga koordinasi dengan pihak kepolisian, TNI, dan pemerintah setempat, Kami menyampaikan surat pemberitahuan ke Polsek, Koramil, serta perangkat desa sebagai bentuk koordinasi dan permohonan dukungan pengamanan,"ungkapnya.

Ia menambahkan, sterilisasi gereja juga telah dilakukan oleh jajaran Polres dan Polsek sebagai langkah preventif untuk memastikan perayaan berjalan aman dan lancar.

3. Jemaat Sekitar 100 Orang, fokus wilayah lokal

Romo Heri sebut Natal bukan hanya upacara, tetapi bagaimana Yesus lahir di dalam hati setiap orang, membawa damai dan sukacita, Rabu (24/12/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Paroki Wangon sendiri tergolong paroki baru dengan jumlah umat yang tidak terlalu besar. Perayaan Natal diperkirakan akan diikuti sekitar 80 hingga 100 jemaat. "Umat yang hadir adalah dari wilayah Wangon saja, untuk wilayah yang lebih jauh, masing masing stasi juga mengadakan perayaan Natal sendiri,"jelas Romo Heri.

Perayaan Ekaristi Malam Natal rencananya akan dipimpin langsung oleh Romo Heri bersama petugas liturgi yang telah ditugaskan. Romo Heri berharap Natal 2025 membawa dampak nyata dalam kehidupan umat.

"Kami berharap perayaan ini berjalan lancar dan semakin meningkatkan iman umat. Natal bukan hanya upacara, tetapi bagaimana Yesus lahir di dalam hati setiap orang, membawa damai dan sukacita,"tuturnya.

Menurutnya, sukacita Natal seharusnya tercermin dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam keluarga maupun di tengah masyarakat. "Damai itu harus diwartakan, bukan hanya lewat kata-kata, tetapi melalui sikap hidup, kerukunan, dan kepedulian terhadap sesama,"imbuhnya.

4. Merawat toleransi lewat aksi sosial

Salah satu upaya konkret yang dilakukan Paroki Wangon adalah program sosial "Roe Mantis" atau Rumah Makan Gratis, Rabu (24/12/2015).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Romo Heri juga menyoroti hubungan harmonis antara umat Katolik dan masyarakat sekitar yang mayoritas non-Katolik. Salah satu upaya konkret yang dilakukan Paroki Wangon adalah program sosial "Roe Mantis" atau Rumah Makan Gratis.

"Program ini sudah berjalan hampir dua tahun, setiap hari Senin, kami menyediakan sekitar 100 porsi makanan gratis untuk tukang becak, tukang parkir, dan warga sekitar," katanya.

Saat bulan Ramadan, program ini disesuaikan dengan membagikan makanan berbuka puasa dan ditutup dengan perayaan Lebaran bersama.

"Ini cara kami membangun dialog kemanusiaan dan kebersamaan, dengan relasi yang baik, masyarakat sekitar juga mendukung kegiatan gereja, termasuk saat Natal,"ujarnya.

5. Natal Nasional 2025 fokus pada keluarga

Ia berharap kehadiran Yesus membawa pemulihan dan kedamaian dalam keluarga, Rabu (24/12/2025).(IDN Times/Cokie Sutrisno)

Natal 2025 mengangkat tema nasional dari Persekutuan Gereja gereja di Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), yakni "Allah Hadir untuk Menyelamatkan Keluarga", yang diangkat dari refleksi Kitab Suci.

Menurut Romo Heri, tema ini sangat relevan dengan kondisi saat ini. "Keluarga menjadi fokus karena banyak persoalan terjadi di dalam keluarga, jika keluarga tidak harmonis, anak-anak yang paling terdampak,"jelasnya.

Ia berharap kehadiran Yesus membawa pemulihan dan kedamaian dalam keluarga. "Natal tahun ini mengajak keluarga-keluarga menjadi saksi sukacita, bukan hanya lewat kata-kata, tetapi lewat kehidupan yang rukun, damai, dan penuh kasih,"pungkas Romo Heri.

Editorial Team