Patung Kuda di Boyolali. IDN Times/Dhana Kencana
Asal mula nama Boyolali menurut legenda berhubungan dengan ceritera Ki Ageng Pandan Arang (Bupati Semarang pada abad XVI). Alkisah, Ki Ageng Pandan Arang yang lebih dikenal dengan Tumenggung Notoprojo diramalkan oleh Sunan Kalijogo sebagai Wali penutup menggantikan Syeh Siti Jenar.
Oleh Sunan Kalijogo, Ki Ageng Pandan Arang diutus untuk menuju ke Gunung Jabalakat di Tembayat (Klaten) untuk syiar agama Islam. Dalam perjalananannya dari Semarang menuju Tembayat Ki Ageng banyak menemui rintangan dan batu sandungan sebagai ujian. Sambil menunggu anak dan istrinya Ki Ageng beristirahat di sebuah Batu Besar yang berada di tengah sungai. Ki Ageng Berucap “ BAYAWIS LALI WONG IKI” yang dalam bahasa indonesia artinya “Sudah lupakah orang ini”. Dari kata Baya Wis Lali/ maka jadilah nama Boyolali.
Tanggal 5 Juni 1847 merupakan Hari Jadi Kabupaten Boyolali.
Boyolali yang mendapat julukan sebagai kota susu juga memiliki julukan New Zealand van Java atau Selandia Baru dari Jawa karena Boyolali merupakan produsen susu terbesar di Pulau Jawa.
Terletak di 110°22’–110°50’ Bujur Timur dan 7°36’–7°71’ Lintang Selatan dengan luas wilayah sebesar 1.015,10 km persegi.
Secara administratif Boyolali berbatasan dengan:
Sebelah utara: Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang.
Sebelah timur: Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen dan Kabupaten Sukoharjo.
Sebelah selatan: Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta
sebelah barat: Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.
Secara topograffi wilayah Kabupaten Boyolali merupakan wilayah dataran rendah dengan perbukitan dan pegunungan, berada pada ketinggian rata-rata 700 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten Boyolali terdiri atas 19 kecamatan dan 267 desa/kelurahan merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah yakni Kecamatan Ampel, Andong, Banyudono, Boyolali, Cepogo, Juwangi, Karanggede, Kemusu, Klego, Mojosongo, Musuk, Ngemplak, Nogosari, Sambi, Sawit, Selo, Simo, Teras dan Kecamatan Wonosegoro.