Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi toko pertanian (Pixabay/jackpenton)
Ilustrasi toko pertanian (Pixabay/jackpenton)

Intinya sih...

  • Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi Kecamatan Gunung Pati menjadi pusat kejuruan pertanian di Kota Semarang.

  • Upaya didukung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang karena ponpes telah menjalankan program kedaulatan pangan.

  • Ponpes mempersiapkan diri untuk implementasi pembangunan pertanian berkelanjutan sebagai bagian dari program kedaulatan pangan.

Semarang, IDN Times  – Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi Kecamatan Gunung Pati yang tengah mempersiapkan diri sebagai pusat kejuruan pertanian di Kota Semarang.

Upaya itu didukung oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang karena ponpes telah menjalankan program kedaulatan pangan. 

1. Aspek lingkungan mainkan peran sentral dalam memastikan ketersediaan pangan

Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Ulama dan Umara di Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi Kecamatan Gunung Pati, Minggu (8/6/2025). (Dok. Pemkot Semarang)

"Terima kasih atas inisiasinya. Saya percaya ini sebagai langkah strategis pondok pesantren dalam mendukung, memperkuat, sekaligus menyukseskan ketahanan pangan khususnya di Kota Semarang," ujar Iswar Aminuddin, Plh. Wali Kota Semarang, saat menghadiri kegiatan Silaturahmi Ulama dan Umara, Minggu (8/6/2025).

Iswar menjelaskan, kondisi Indonesia dan dunia yang sedang menghadapi berbagai tantangan, termasuk di sektor lingkungan dan pangan, mendorong pemerintah untuk melibatkan semua pihak untuk mengurai persoalan alam maupun menguatkan pembangunan ketahanan pangan nasional. 

"Berbicara tentang ketahanan pangan, maka kita juga berbicara perihal alam dan lingkungan. Aspek lingkungan memainkan peran sentral dalam memastikan ketersediaan pangan. Oleh karena itu, kita tidak bisa mengabaikan begitu saja pertimbangan lingkungan," katanya.

Iswar mengungkapkan rasa salutnya kepada Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi yang ingin memaksimalkan perannya menjadi sub sistem dalam sektor pertanian, menjadi lembaga pendidikan yang turut berperan aktif menghasilkan santri dengan pengetahuan agama yang kuat serta mengajarkan keterampilan pengelolaan sumber daya alam secara lestari dan berkelanjutan.

2. Prioritaskan diversifikasi pangan lokal berkelanjutan

ilustrasi wirausaha pangan lokal (freepik.com/ pvproductions)

"Sudah saatnya pondok pesantren tidak hanya berbicara tentang agama atau tentang hubungan interpersonal, tetapi juga harus mulai berbicara pada tataran permasalahan lingkungan, ekologi, dan ketahanan pangan," imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut, Iswar membeberkan upaya-upaya penting dalam mencapai ketahanan pangan, yakni memprioritaskan diversifikasi pangan lokal berkelanjutan dengan memanfaatkan ketersediaan lahan agar kemandirian pangan terjaga dan menutup keran impor produk pangan.

Dia juga menambahkan, perlunya keterlibatan semua elemen masyarakat atau komunitas guna membangun jaringan dukungan yang kuat untuk meningkatkan akses pangan maupun menciptakan solusi untuk ketahanan pangan.

"Karena yang kita bangun adalah sebuah sistem dari hulu ke hilir, maka perlu membuka diri dan berkolaborasi dengan banyak komunitas agar program pertanian ini berkelanjutan dan nilai manfaatnya bisa menyebar ke masyarakat yang lebih luas," tandasnya.

Selain itu, Iswar menekankan perlunya pengembangan sistem integrasi pertanian cerdas yang menghubungkan antara pertanian, lingkungan, dan teknologi dalam mendukung ketahanan pangan. Dirinya mengakui jika selama ini sistem pengelolaan pertanian yang berjalan masih bersifat tradisional, dan berharap sistem terintegrasi pertanian modern tersebut bisa segera terwujud.

3. Libatkan para santri magang dan belajar teknik agribisnis kepada petani lokal

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen berbicara di hadapan santri. (IDN Times/Dok Humas Pemprov Jateng)

Upaya memperkuat ketahanan pangan lainnya, yakni melibatkan para santri untuk magang dan belajar teknik agribisnis kepada petani-petani lokal berpengalaman. Pemagangan, menurut Iswar, dinilai mampu meningkatkan kualitas SDM pertanian, kompetensi keahlian, hingga menambah wawasan calon petani masa depan.

"Pemkot Semarang memiliki Urban Farming Corner milik Dinas Pertanian. Lokasi itu bisa dijadikan permodelan, tempat training untuk 400 santri Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi yang ingin belajar bertani dengan pola sistem manajemen yang lebih modern," tuturnya.

Ditambahkannya, Pemkot Semarang terus mendorong sejumlah program untuk mendukung Asta Cita Presiden Prabowo terutama di bidang pangan. Pihaknya menekankan pentingnya pengembangan hilirisasi agroindustri untuk mengungkit pertumbuhan ekonomi. Bahkan, pembangunan infrastruktur pangan mampu membuka peluang kerja serta meningkatkan daya saing pertanian atau produk pangan.

"Sekali lagi, pondok pesantren dapat memainkan perannya dalam pengembangan pertanian terpadu dan berkelanjutan. Untuk itu, ayo kita jadikan pondok pesantren sebagai pusat ketahanan pangan di Kota Semarang," pungkasnya.

Editorial Team