Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Times/Dhana Kencana

Demak, IDN Times - Banjir rob yang melanda wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah semakin ganas. Banjir tersebut diakibatkan penurunan muka tanah sebagai dampak perubahan iklim. Rumah warga hingga akses jalan terendam terus menerus hingga menjadi rusak dan tenggelam. Akibatnya, tak sedikit dari mereka yang mempunyai keuangan lebih baik, memilih untuk pindah. Sementara yang tak mampu, terpaksa bertahan.

Seperti yang dialami 127 warga Dukuh Mondoliko, Desa Bedono, Kecamatan Sayung, yang kini menjadi daerah yang berhadapan langsung dengan Laut Jawa lantaran terancam terisolasi akibat banjir rob. Air yang menggenang di permukiman mereka tak akan pernah surut sampai sekarang. IDN Times menelusuri bagaimana kondisi kampung yang sudah 15 tahun terendam banjir rob tersebut.

1. Ini adalah poros satu-satunya jalan menuju Dukuh Mondoliko, Sayung, Demak berukuran 1,5 meter yang terputus dan tenggelam banjir rob. Kanan kiri jalan adalah lautan

Desa tenggelam banjir rob di Demak. (IDN Times/Dhana Kencana)

2. Warga tetap menggunakannya dengan berjalan kaki. Walaupun ada juga yang nekat melintas dengan sepeda dan motor

IDN Times/Dhana Kencana

3. Dengan kondisi jalan terendam air dan licin, tak sedikit juga warga yang terpeleset hingga mengakibatkan luka-luka

IDN Times/Dhana Kencana

4. Mereka harus berjalan 2,5 kilometer dari dan ke tempat tinggal mereka di Dukuh Mondoliko, Bedono, Sayung, Demak

IDN Times/Dhana Kencana

5. Fenomena gerhana maupun bulan purnama terkadang membuat satu-satunya akses jalan ini tak tampak karena tertutup air rob yang naik

IDN Times/Dhana Kencana

6. Peninggian jalan dilakukan setiap lima tahun sekali. Tahun ini ditinggikan sekitar 1,5 meter

IDN Times/Dhana Kencana

7. Peninggian jalan tak sebanding dengan laju kecepatan air rob setiap tahunnya. Panjang jalan yang ditinggikan terbatas, hanya sepanjang 75 meter saja

IDN Times/Dhana Kencana

8. Kasidi (51) bersama Suparti (47) dan cucu mereka Iva (3) sedikit lega dengan adanya peninggian jalan. Setidaknya ada sebuah harapan, tempat tinggal mereka tak terisolasi

Foto hanya ilustrasi. IDN Times/Dhana Kencana

9. Kondisi jalan yang ditinggikan tidak semulus yang dibayangkan. Akses jalan yang tak terendam air rob sudah cukup membuat mereka bersyukur

IDN Times/Dhana Kencana

10. Keterbatasan dana dan fasilitas menjadi kendala tak semuanya jalan direnovasi. Salah satunya membengkaknya biaya sewa kapal Rp700 ribu untuk sekali angkut material batu lantaran jalan tak bisa dilalui mobil

IDN Times/Dhana Kencana

11. Tanaman bakau yang cukup lebat menghiasi sepanjang akses jalan. Beberapa diantaranya rusak akibat terjangan ombak air laut

IDN Times/Dhana Kencana

12. Perkampungan Mondoliko telah diterjang banjir air rob dalam tiga tahun terakhir. Kondisi terparah terjadi kurang lebih satu tahun belakangan, dimana air rob tak pernah surut dari permukiman

IDN Times/Dhana Kencana

13. Warga pasrah rumah mereka terendam banjir rob sepanjang hari. Awalnya ada 260 Kepala Keluarga (KK), kini hanya 127 KK yang bertahan

IDN Times/Dhana Kencana

14. Ahmad Wahid (48) salah satunya yang bertahan dan tetap beraktifitas di sini karena keterbatasan ekonomi tak bisa pindah. Jika pindah pun kesulitan prosesnya karena akses jalan yang terputus dan terendam

IDN Times/Dhana Kencana

15. Salah satu rumah ibadah di kampung mereka masih kokoh berdiri dihantam banjir rob setiap hari. Air di sekelilingnya tak pernah surut karena sudah bercampur dengan perairan laut

IDN Times/Dhana Kencana

16. Suwarno (52) yang kesehariannya bekerja sebagai buruh bangunan memilih tetap bertahan dengan kondisi yang ada. Rumahnya berada di ujung kampung, berhadapan langsung dengan Laut Jawa

IDN Times/Dhana Kencana

17. Hidup sebatang kara membuat Mariyam (65) tetap tinggal di sebuah rumah panggung hasil bantuan pemerintah. Rumah aslinya di belakang terendam banjir rob. Di kampung hanya ia yang mendapatkan bantuan

Desa tenggelam banjir rob di Demak, Jawa Tengah (IDN Times/Dhana Kencana)

18. Keterbatasan kondisi juga membuat Zaed (57) bertahan. Tawaran relokasi yang diberikan pemerintah kepada para warga tak kunjung ada kejelasan

IDN Times/Dhana Kencana

19. Meskipun terancam terisolasi, mereka masih mendapatkan akses listrik, tapi sering mati setiap minggunya. Air bersih juga mereka dapatkan dari sumur yang telah lama dibangun warga sebelum rob melanda

IDN Times/Dhana Kencana

20. Sepeda dan motor menjadi salah satu transportasi yang mewah bagi warga. Tapi air rob kerap merusakkannya hingga berkarat tak bisa digunakan. Pilihan terakhir adalah dengan l berjalan kaki

IDN Times/Dhana Kencana

21. Ketangguhan warga tampak saat petang tiba. Tak adanya lampu penerangan di sepanjang jalan berhampar air yang luas dan lebatnya pohon bakau

IDN Times/Dhana Kencana

22. Jalan ini menjadi satu-satunya akses bagi mereka, tak ada pilihan lain. Berangkat dan pulang harus mereka lalu setiap harinya sepanjang 5 kilometer

IDN Times/Dhana Kencana

23. Terpeleset, menabrak, hingga terjungkal kerap dialami warga. Tak terkecuali bagi mereka juga yang naik motor, sepeda maupun berjalan kaki karena gelapnya medan jalan

IDN Times/Dhana Kencana

Dukuh Mondoliko adalah satu dari 10 dukuh di Desa Bedono, Sayung, Demak yang terimbas banjir rob parah. Kondisi akses jalan yang terputus dan permukiman yang terendam membuat warga terdampak secara kesehatan, pangan, dan sosial, terlebih saat pandemik virus corona (COVID-19) sekarang ini. Semoga ada kejelasan bagi nasib kehidupan mereka selanjutnya, agar lebih baik. Tetap semangat karena kalian cukup tangguh!

Editorial Team