Ilustrasi aktivitas satuan Yon Arhanud 15/DBY di Semarang. (Dok. Penerangan Yon Arhanud 15/DBY)
Salah satu artileri yang digunakan pejuang pada masa pertempuran itu adalah meriam dengan kaliber 20 milimeter (mm) atau 40 mm. Dengan meriam itu, para pejuang berhasil menembak jatuh pesawat sekutu yang menyerang pertahanan Kali Kulon di Mojokerto, Jawa Timur, 17 November 1946.
Peristiwa tersebut menjadi awal keberhasilan senjata penangkis serangan udara menembak jatuh pesawat udara di Indonesia. Kejaidan itu kemudian disepakati oleh para sesepuh, purnawirawan, dan generasi muda Arhanud sebagai Hari Ulang Tahun Korps Arhanud TNI AD.
Pada 25 Juli 1966, bertempat di Lapangan Maospati, Magetan, Jawa Timur dilaksanakan upacara berdirinya Yonarhanudse 15, berdasarkan Surat Keputusan (SK) Menteri/ Panglima Angkatan Darat (Pangad) Nomor Kep-714/7/1966 per tanggal 15 Juli 1966.
SK tersebut berlaku surut terhitung mulai 1 April 1966. Dengan demikian, tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari lahir Yon Arhanud 15/DBY.
Pada tahun itu juga, Yonarhanudse 15 resmi menjadi bagian Kodam VII/Diponegoro yang bermarkas di Jatingaleh, Semarang.