ilustrasi daerah tropis (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)
Arief menambahkan bahwa untuk adaptasi perubahan iklim, penerapan Proklim pada beberapa daerah tidak berdasarkan pada aspek kerentanan terhadap perubahan iklim.
"Pokoknya ada desa yang hijau-hijau, masyarakat rajin menanam menjaga kebersihan, sudah masuk Proklim. Padahal terdapat paramenter lain untuk bisa benar-benar menjadi Proklim," tegas Arief.
Hingga saat ini dirinya juga belum mendapatkan perhitungan secara pasti dan persentase pengurangan emisi GRK sebagai dampak banyaknya Proklim di Jawa Tengah. Karena penyerapan emisi lebih efektif dengan menjaga tutupan lahan, agar tersedia stok karbon dioksida yang cukup.
"Untuk kota-kota (perkotaan) Jawa Tengah, emisi GRK tertinggi dihasilkan oleh sektor energi khususnya transportasi. Secara serapa emisi bisa berdampak adanya tutupan lahan. Karena dengan menjaga tutupan lahan, stok karbon tinggi. Selain itu juga mendorong penggunaan transportasi massal (umum) yang lebih baik," urainya.