Sejumlah keris ditunjukan oleh Ndaru di rumahnya Jalan Batan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Tiap kali memandikan keris, Ndaru rutin memanjatkan doa kepada Tuhan yang Maha Pencipta untuk memohon pengampunan. Ia percaya sebuah doa yang dirapalkan bisa melancarkan ritual jamasan sehingga pusaka yang dimiliki seseorang bisa bermanfaat.
Berbekal kemampuan supranatural, pamor keris yang muncul mulai dari pedaringan kebak, pamor sri sak kandang, sri tumbuk, dan pedaringan.
"Saya sering mendapat pesanan dari pejabat sekitar Semarang dan sekitarnya untuk menjamas kerisnya. Malahan ada seorang bupati dan wali kota juga pernah jamasi keris kepada saya," terangnya.
Selain kepala daerah, para pedagang dan pengusaha pun tak mau ketinggalan untuk memandikan kerisnya. Ndaru menyebut pamor keris seperti junjung derajat, blarak sineret, ujung gunung serta tejo kinuwung kerap dipercaya mampu mendatangkan penglarisan dan pesugihan.
"Yang penting ketika memandikan keris cuacanya harus cerah dan mataharinya benar-benar terang. Dan kondisinya saat ini sangat bagus untuk ritual jamasan. Semoga dengan bulan Suro yang cerah ini, kondisi bangsa Indonesia bisa membaik dan keluar dari situasi pandemik COVID-19," terangnya.