Pekerja Migran Indonesia asal Jawa Tenagh mengikuti edukasi literasi keuangan di Solo. (IDN Times/Larasati Rey)
Sekretaris Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen, Sarjono Turin mengatakan edukasi ini dilatar belakangi minimnya pengetahuan para pekerja migran Indonesia, banyak dari mereka yang justru susah di masa tuanya karena pengelolaan keuangan yang salah.
“Edukasi keuangan ini dalam rangka peningkatan pengetahuan bagi calon pekerja migran Indonesia agar lebih bijak dalam mengelola keuangannya itu,” jelasnya dalam acara Edukasi Keuangan Pekerja Migran Indonesia dan Keluarganya di Solo, Jawa Tengah, Selasa (9/9/2025).
“Ketika mereka bekerja di luar negeri, dapat mengelola dengan baik, bijak dan tidak gampang terpengaruh saat ini banyak kejahatan keuangan, seperti judi online, kebutuhan yang sifatnya konsumtif, investasi bodong,” sambungnya.
Ia menyebutkan jika pekerja migran Indonesia merupakan sumber devisa negara kedua setelah Migas, ia berharap para pekerja migran bisa mengirimkan uangnya ke dalam negeri untuk meningkatkan perekonomian.
“Tentunya ini dapat berkelanjutan karena pekerja migran Indonesia ini merupkan sumber devisa terbesar apabila mereka dapat mengelola keuangan dengan baik, didiperoleh dari luar negeri terus dikirimkan ke keluarga yang ada di indonesia dalam rangka meningkatkan perekonomian disini tentunya, jangan sampai kalau di salah gunakan atau tidak bijak mengelola keuangan di luar negeri, bukan dia mendapatkan devisi, malah hilang devisanya itu, dia pulang malah tidak bisa menyiapkan masa tuanya,” jelasnya.