251 Siswa dan Guru di Sragen Diduga Keracunan MBG

- Dua sekolah terdampak keracunan massal
- 251 siswa dan guru mengalami gejala keracunan
- Tidak ada yang dirawat inap, semua korban menjalani rawat jalan di rumah
Sragen, IDN Times - Ratusan siswa di SD dan SMP di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah mengalami keracunan massal , diduga akibat Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diberikan pada Senin (11/8/2025) kemarin.
Berdasar data terakhir, ada 251 orang yang mengalami keracunan massal.
1. Ada dua sekolah yang siswanya diduga alami keracunan

Korban keracunan tersebut merupakan siswa SMP Negeri 3 Gemolong atau SBI dan SDN 4 Gemolong. Mereka mengkonsumsi MBG dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mitra Mandiri Gemolong 1 beralamat di Jalan raya Gemolong – Sragen Km 2, Klentang 008 Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen (Yayasan Masjid Miftahussalam Riftah).
Adapun menu yang dihidangkan kepada para siswa berupa nasi kuning, telur ayam suwir, orek tempe, selada timun, apel dan Susu.
Para siswa yang mengkonsumsi MBG mengeluhkan sakit perut dan muntah diare, dan muntah. Bahkan ada beberapa siswa yang mengalami keracunan tidak masuk sekolah dan sedang dalam perawatan.
2. Data terakhir ada 251 siswa

Bupati Sragen, Sigit Pamungkas mengatakan, siswa yang mengalami keracunan dari sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) hingga guru. Mereka mengeluh merasakan mual dan sakit perut.
“Kami mendapat laporan bahwa ada gejala keracunan dari sejumlah siswa di SD dan SMP di Gemolong yang Merasakan mual, merasakan sakit perut yang melilit atau ada yang muntah begitu,” ujarnya Selasa (12/8/2025).
Lebih lanjut, Sigit mengatakan berdasarkan data ada 251 baik siswa maupun guru yang mengalami dugaan keracunan.
“Yang intinya ada dugaan keracunan. Per data hari ini yang melaporkan kena dugaan keracunan tadi ada 251 orang,” ujarnya.
3. Tak ada yang dirawat inap.

Lebih lanjut, Sigit mengatakan para korban saat ini tengah menjalani rawat jalan di rumah, ia memastikan korban yang mengalami keracunan tidak ada yang dirawat inap.
“Saat sampai sejauh ini tidak ada yang rawat inap. Mereka berada di rumah masing-masing melakukan penyembuhan,” pungkasnya.