Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Cabai rawit setan yang dijual di Pasar Peterongan Semarang. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Intinya sih...

  • Harga cabai di Pasar Peterongan mencapai Rp120 ribu per kilogram
  • Pedagang wiganti dan kasmanah kesulitan menyesuaikan harga dan pasokan yang menurun
  • Warga Lamper Mijen RT 2/RW V, Rosmi mengeluhkan kenaikan harga bahan pokok dan memilih menghemat uang belanja

Semarang, IDN Times - Pasokan cabai berbagai jenis yang seret belakangan ini telah memicu lonjakan harga yang gila-gilaan di sejumlah pasar tradisional Kota Semarang. Di Pasar Peterongan Kecamatan Semarang Selatan, harga cabai rawit setan telah menyentuh angka Rp120 ribu per kilogram. 

Bahkan sejumlah pedagang emoh melayani pelanggan yang membeli cabai Rp5.000.

"Karena di tempat saya sekilonya sudah Rp120 ribu, jadinya seons Rp6.000. Kalau ada yang beli lima ribu ya ndak boleh, Mas," kata Wiganti, seorang pedagang sayuran di lapak sisi timur Pasar Peterongan, Senin (3/3/2025). 

1. Semua harga cabai melonjak

Pedagang cabai Pasar Peterongan, Wiganti melayani pelanggannya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Wiganti juga bilang lonjakan harga juga terjadi pada cabai teropong hijau, cabai teropong merah dan cabai keriting merah. 

Ia cuma bisa pasrah dengan kondisi saat ini. Pasalnya jumlah barang yang ia dapatkan beberapa hari terakhir memang sedikit. 

2. Pedagang masih layani pelanggan yang beli cabai Rp5.000

Seorang pedagang cabai di Pasar Karangayu Semarang tengah menata dagangan cabainya. (IDN Times/Fariz Fardianto)

Berbeda dengan Wiganti, pedagang sayuran lainnya di Pasar Peterongan, Kasmanah masih berusaha melayani pelanggan bila ada yang mengeluarkan uang Rp5.000 untuk membeli rawit setan. Sebab ia mengaku tak enak hati. 

"Ya kalau ada yang beli lombok Rp5.000 masih saya layani soalnya kasihan juga sekarang apa-apa semua barang susah. Di lapak saya yang tadinya rawit setan kisaran Rp90 ribu, hari ini udah jadi Rp110 ribu," ujarnya. 

3. Pasokan cabai berkurang drastis

Salah satu pedagang sayuran di Pasar Pijenan Bantul, Mugini.(IDN Times/Daruwaskita)

Di lapaknya, Kasmanah masih jualan rawit setan seharga Rp110 ribu per kilogram. Sedangkan keriting merah ia banderol seharga Rp60 ribu.

Kasmanah bilang naiknya harga cabai terjadi hari ini lantaran pasokan yang ada sekarang berkurang drastis. "Biasanya saya ambil barang di Johar, tapi sudah tidak ada," akunya. 

4. Warga Lamper ganti menu puasa dengan sayur asem

ilustrasi sayur asem (vecteezy.com/p.sanyoto968635)

Terpisah, seorang warga Lamper Mijen RT 2/RW V, Rosmi menyesalkan keputusan Prabowo yang memilih mengadakan retret kepala daerah di Akmil tanpa memikirkan nasib masyarakat kalangan bawah seperti dirinya. 

Ketimbang menggeber acara retret, katanya sebaiknya Prabowo fokus membuat kebijakan pengendalian harga bahan pokok untuk meringankan beban masyarakat. 

"Saya walau sudah tua begini tetap mantau berita di televisi. Ya ketimbang retret-retret kayak kemarin mendingan presiden itu fokus aja bantu rakyat kecil. Kami kepengin harga-harga stabil, pemerintah juga peduli terhadap masyarakat," keluh perempuan 68 tahun tersebut. 

Dengan adanya lonjakan harga bahan pokok di pasaran, dirinya pun memilih menghemat uang belanja. Sebagai contoh yang tadinya saban puasa ia rutin memasak ayam goreng, kini menu di rumahnya diganti bahan baku kepala aym, sayur asem kacang panjang dan terong. 

"Tadinya masih bisa beli ayam setengah kilo. Sekarang ya diganti kepala. Saya juga masaknya asem-asem terong sama kacang panjang. Ngirit banget tahun ini. Karena sudah tidak dapat bantuan setahun terakhir," kata Rosmi. 

Editorial Team