BPOM menunjukkan sampel takjil yang diuji laboratorium. (IDN Times/Fariz Fardianto)
Kepala BPOM Semarang, Lintang Purba Jaya berkata kini ada 80 kader keamanan pangan yang rutin mendampingi 80 UMKM. Lalu pihaknya memasang stiker pada 80 warung makanan siap saji, seperti mi kopyok, mi ayam, bakmi, dan bakso.
"Harapannya, data UMKM yang sudah diberikan stiker ini, dapat disampaikan melalui Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pariwisata, agar menjadi salah satu rujukan kuliner di Kota Semarang yang bebas bahan berbahaya," akunya.
Di Jawa Tengah, tambahnya ada 600 kader keamanan pangan telah terbentuk. Adapula, 400 UMKM aneka makanan yang telah berstiker bebas dari zat berbahaya. Termasuk terasi Rembang yang kini bebas Rhodamin-B dan lanting Kebumen dan Purworejo.
“(Sebelum dapat stiker) makanan khas Semarang seperti mi kopyok, bakso, dan mi ayam dicek, apakah menggunakan bahan berbahaya, seperti formalin, methanyl yellow, dan Rhodamin-B. Begitu dicek negatif, dilakukan pengecekan ulang. Setelah itu baru diberikan stiker. Nah, stiker itu menyatakan bahwa mereka berkomitmen tidak menggunakan bahan berbahaya pada produk,” ujar Lintang.