Surakarta, IDN Times – Rumah Sakit (RS) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta mencatat sejarah dibidang kesehatan nasional. Tim medis Divisi Aritmia RS UNS berhasil melakukan implantasi alat Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) berbasis teknologi bluetooth yang pertema kali dilakukan di Indonesia.
RS UNS Berhasil Implantasi ICD Bluetooth pada Jantung di Indonesia

Intinya sih...
RS UNS berhasil melakukan implantasi ICD berbasis teknologi bluetooth pertama kali di Indonesia, menjadi kemajuan besar bagi layanan kesehatan di Solo Raya.
Prosedur tersebut menjadi tonggak sejarah bagi penanganan pasien gangguan irama jantung di Solo Raya dan Indonesia, dilakukan terhadap pasien perempuan berusia 84 tahun.
Keberhasilan ini menjadi langkah strategis bagi pengembangan pelayanan jantung di RS UNS, membuka akses lebih luas bagi pasien daerah yang selama ini terkendala fasilitas kesehatan.
1. Kemajuan di bidang kesehatan.
Direktur RS UNS, Prof. Dr. dr. Pamudji Utomo, Sp.O.T.(K)Spine, bersyukur atas keberhasilan prosedur yang menjadi kemajuan besar bagi layanan kesehatan di Solo Raya. Implantasi tersebut dilakukan pertama kali pada tanggal 2 Juli 2025.
“Kami tanggal 2 kemarin menyelenggarakan satu tindakan yang sangat monumental bagi Rumah Sakit UNS dan juga Indonesia, yaitu memasang implan untuk jantung pada pasien yang menderita aritmia. Kami umumkan ini salah satunya untuk meningkatkan awareness (terkait aritmia) dan menjadi perhatian terutama masyarakat Solo Raya,” ujarnya dalam rilis yang diterima IDN Times, Jumat (11/7/2025).
2. Jadi tonggak sejarah baru
Prosedur tersebut menjadi tonggak sejarah bagi penanganan pasien gangguan irama jantung di Solo Raya dan Indonesia. Tindakan medis ini dilakukan terhadap seorang pasien perempuan berusia 84 tahun dengan riwayat penyakit koroner dan degeneratif. Pasien mengalami sinkop berulang akibat gangguan irama jantung atau aritmia yang berpotensi mengancam nyawa.
Setelah melalui serangkaian pemeriksaan, pasien direkomendasikan menjalani prosedur pemasangan ICD sebagai langkah pencegahan henti jantung mendadak. Prosedur ini dipimpin langsung oleh dr. Irnizarifka, Sp.J.P., Subsp.Ar(K)., ahli Elektrofisiologi dan Gagal Jantung dari RS UNS.
dr. Irnizarifka melaporkan, tindakan berjalan lancar tanpa komplikasi selama prosedur berlangsung. Ia menyampaikan bahwa teknologi bluetooth pada ICD ini merupakan inovasi terbaru di dunia kedokteran. Dengan adanya teknologi tersebut, monitoring kondisi alat dapat dilakukan secara nirkabel menggunakan bluetooth yang terhubung dengan aplikasi pada smartphone pasien. “Yang kami pasang kemarin itu adalah ICD yang menggunakan teknologi terbaru. Itu adalah alat (ICD berteknologi bluetooth) yang dipasang pertama di Indonesia,” ujar dr. Irnizarifka.
Selama ini, pasien dengan kebutuhan implantasi ICD harus dirujuk ke rumah sakit di Jakarta. Kini, layanan serupa dapat dilakukan di RS UNS dengan fasilitas dan tenaga medis profesional. Prof. Pamudji menilai hal ini sebagai hasil kolaborasi lintas disiplin di lingkungan RS UNS.
ICD sendiri adalah alat medis yang dipasang di bawah kulit di bagian dada atas pasien. Fungsinya untuk memantau detak jantung, memberikan pacu jantung, dan kejut listrik otomatis saat irama jantung membahayakan. Alat ini sangat penting bagi pasien dengan risiko henti jantung mendadak akibat gangguan irama.
3. Pengembangan pelayanan jantung di RS UNS.
Keberhasilan ini menjadi langkah strategis bagi pengembangan pelayanan jantung di RS UNS. Divisi Aritmia RS UNS akan terus ditingkatkan agar mampu melayani pasien Solo Raya dan lainnya secara maksimal. Selain itu, teknologi ini membuka akses lebih luas bagi pasien daerah yang selama ini terkendala fasilitas kesehatan. Warga Solo Raya dan lainnya tidak perlu lagi ke luar kota maupun ke luar negeri untuk mendapat layanan canggih tersebut.
“(Tenaga medis) Di Indonesia itu bisa untuk mendiagnosis aritmia. Bahkan siap untuk pasang ICD di semua, 56 ahli aritmia di Indonesia,” tutur dr. Irnizarifka.
RS UNS berkomitmen terus menghadirkan layanan kesehatan berbasis teknologi mutakhir bagi masyarakat Indonesia. Rumah sakit ini juga akan terus berinvestasi dalam pelatihan tenaga medis serta pengadaan alat medis modern. RS UNS terus mengembangkan keilmuan dan pelayanan untuk dapat menjadi rujukan nasional di bidang penanganan gangguan irama jantung. Capaian ini sekaligus menegaskan peran penting UNS dalam mendukung kemajuan pelayanan kesehatan nasional.