Dengan cuaca panas yang muncul selama kemarau, katanya membuat para petani terpaksa berhenti menggarap sawahnya.
Ada pula petani yang memanen lebih awal dari jadwal yang ditentukan karena khawatir sawahnya kehabisan sumber air.
"Kondisi saat ini memang sumber airnya sudah gak ada. Data yang kita dapatkan di lapangan itu ada 7.000 hektar lahan yang sudah mengering. Jadinya, para petani sekarang sudah tidak bisa menanam lagi. Karena kalau dipaksakan, hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Sumber air dari waduk dan sungai juga habis. Yang biasanya menanam palawija, saat ini tidak bisa dilakukan lagi," tuturnya.
Ia mengimbau kepada petani untuk tetap bersabar sembari menunggu hujan turun yang diprediksi akan terjadi pada November nanti. "Kita akan terus upayakan supaya para petani di 26 daerah yang terkena kekeringan dapat bantuan dari pemerintah," tandasnya.