Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo berkoordinasi menyiapkan gedung karantina baru untuk menampung pasien yang bertambah signifikan, Selasa (8/9). Foto: Istimewa
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Wonosobo, dr Muhammad Riyatno menjelaskan, penambahan gedung karantina disebabkan penambahan kasus positif yang mencapai angka 50 orang pada Senin (7/9) dan 16 orang lagi pada Selasa (8/9).
Dengan jumlah pasien mencapai 239 orang, kapasitas ruang perawatan di tiga rumah sakit dan tiga gedung karantina masih belum cukup menampung pasien. Sebab, kebijakan pemerintah daerah mengharuskan seluruh pasien terkonfirmasi positif COVID-19 dirawat di rumah sakit dan gedung karantina sementara.
Karena itu, tambahan gedung eks Dispaperkan menurutnya sangat mendesak. Ia berharap tambahan eks Dispaperkan sebagai tempat isolasi bisa mengakomodasi seluruh pasien.
“Kendala lain adalah pertambahan kasus yang dari hari ke hari sulit diprediksi. Rerata kesembuhan pasien lebih kecil dari pertambahan kasus, serta masih adanya ratusan sampel uji swab yang belum memunculkan hasil, tentu juga perlu antisipasi tambahan gedung,” ujar dia.
Jika empat gedung yang telah disiapkan masih kurang, ia berencana memperluas pemanfaatan Gedung SKB di Sidojoyo. Saat ini baru sebagian dari kapasitas gedung SKB yang difungsikan sebagai tempat isolasi.
Kepala Bagian Umum Setda, Supriyadi mengatakan butuh kerja ekstra untuk mempersiapkan gedung eks Dispaperkan sebagai tempat isolasi. Sebab pasien COVID-19 yang baru terkonfirmasi harus mendapat fasilitas perawatan yang layak.
“Waktu persiapan baru bisa dimulai hari ini, dan secepatnya atau dalam dua hari ke depan harus sudah siap digunakan,” ungkapnya, Selasa (8/9/2020).
Ia menambahkan, sejumlah fasilitas seperti kebutuhan tempat tidur, ruang jaga tenaga medis, fasilitas kamar mandi serta mushola masih dalam tahap penyelesaian. Pembersihan baik di dalam maupun di lingkungan sekitar gedung eks Dispaperkan cukup menguras waktu dan tenaga karena sudah lebih dari dua bulan ditinggalkan.
Tingginya penambahan angka COVID-19 yang dalam sebulan terakhir tak lepas dari pelacakan alias tracing yang massif oleh para petugas Dinkes dan Gugus Tugas Kabupaten. Pada Agustus lalu, lebih dari 1.500 spesimen hasil uji swab dikirim ke laboratorium dan hingga kini masih terus berlanjut.