Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dok. IDN Times/IStimewa

Semarang, IDN Times - Stasiun Klimatologi Kelas I, BMKG Kota Semarang menyatakan penyebab kemunculan angin kencang di sejumlah daerah di Jawa Tengah dipengaruhi hembusan angin muson yang datang dari arah Australia. 

Pihak BMKG menyebutkan pengaruh angin muson mengakibatkan kecepatan angin berubah sangat kencang untuk beberapa daerah di lereng pegunungan.

"Kecepatan angin belakangan ini rata-rata antara 13-20 kilometer per jam," kata Kasi Data dan Informasi, Stasiun Klimatologi Kelas I, BMKG Kota Semarang, Iis Widya Harmoko, Senin (21/10).

1. Angin kencang jadi pertanda perubahan musim

Dok.BNPB

Iis mengatakan angin kencang sejak dua hari terakhir muncul di lima daerah. Menurutnya fenomena itu juga dipicu adanya perubahan musim, dari kemarau menuju penghujan. 

Saat ini, tambahnya wilayah pegunungan sering diterjang angin kencang dengan kecepatan bervariasi. Sebab, hempasan angin yang kencang juga terpengaruh letak matahari dan kondisi topografi gunung yang ada di sekitarnya.

2. Tapi belum ada perubahan jadi puting beliung

Ilustrasi cuaca eostrem. ANTARA FOTO/M N Kanwa

Lebih jauh lagi, ia menyampaikan angin muson masih akan muncul hingga masuk musim penghujan. Meski begitu, diakuinya pula bahwa kini belum tampak adanya perubahan menjadi puting beliung.

"Sejauh ini pusaran anginnya masih belum menampakan perubahan jadi puting beliung," paparnya.

3. Tidak mempengaruhi ketinggian gelombang laut

Ilustrasi gelombang pasang. (Unspalsh/Levi Morsy)

Ia pun mengonfirmasi bila fenomena angin kencang belum mempengaruhi gelombang  tinggi di laut selatan maupun laut utara Jawa. Kini rata-rata ketinggian normal gelombang untuk laut selatan 2,5 meter dan laut jawa 1,25 meter.

Editorial Team