Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi Sekolah Rakyat (kemensos.go.id)

Intinya sih...

  • Ada lima sentra Sekolah Rakyat

  • 11 Sekolah Rakyat di Jateng, total 1.075 siswa SMP dan SMA.

  • Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Sentra Antasena Magelang, Sentra Satria Baturaden, Sentra Margo Laras Pati, dan Sentra Terpadu Prof Dr. R Soeharso.

  • Sekolah juga tersebar di Kabupaten Magelang, Blora, Banjarnegara, Wonosobo, Kendal, dan Wonogiri.

  • Pastikan mulai beroperasi tahun ini

  • Tidak semua bisa menampung seluruh jenjang pendidikan.

  • Rombel dan jen

Semarang, IDN Times - Dinas Sosial Jawa Tengah menyebutkan Sekolah Rakyat yang dibangun di wilayah Jateng ada sebanyak 11 Sekolah Rakyat, dan diperkirakan bisa menampung total 1.075 siswa untuk jenjang SMP dan SMA.

1. Ada lima sentra Sekolah Rakyat

Menteri Sosial Syaifullah Yusuf berdialog dengan calon siswa Sekolah Rakyat di Gandaria Jakarta Selatanl, Rabu (25/6/2025) (Dok. Kemensos)

Kepala Dinas Sosial Jateng Imam Maskur, mengatakan untuk rombongan belajar (rombel), jenjang SMP berjumlah sembilan rombel, sedangkan SMA sebanyak 29 rombel.

Ada lima sentra Sekolah Rakyat, yakni Sentra Terpadu Kartini Temanggung yang rencana awal menampung sebanyak 125 siswa SMA dengan lima rombel, Sentra Antasena Magelang menggunakan gedung milik Kementerian Sosial, rencananya menampung 100 siswa SMA dengan empat rombel.

Kemudian Sentra Satria Baturaden, Banyumas, rencananya menerima 50 siswa SMP dalam dua rombel, Sentra Margo Laras Pati sebanyak 100 siswa SMP dalam empat rombel, dan Sentra Terpadu Prof Dr. R Soeharso menampung sebanyak 200 siswa SMA dalam delapan rombel.

"Sekolah Rakyat juga tersebar di Kabupaten Magelang, Kabupaten Blora, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Wonogiri," katanya. Dikatakannya belum semua daerah siap membuka Sekolah Rakyat karena masih dalam proses persiapan, terutama infrastruktur.

2. Pastikan mulai beroperasi tahun ini

Retreat Kepala Sekolah Rakyat di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Kemensos Jakarta Selatan (Dok. Kemensos)

Ia menambahkan belum semua Sekolah Rakyat di Jateng bisa menampung seluruh jenjang dari SD, SMP, hingga SMA. Menurut dia, rombel dan jenjang pendidikan disesuaikan dengan jumlah lulusan di daerah tersebut.

"Jadi, sesuai dengan peminatan dan anak-anak miskin di daerah itu kebanyakan lulusan SMP atau lulusan SD. Di Temanggung itu lulusan SMP (banyak) jadi masuknya SMK, Magelang SMA, Banyumas SMP, kemudian Pati itu SMP," katanya.

Meskipun demikian, ia memastikan Sekolah Rakyat yang mulai beroperasi tahun ini sudah lengkap sarana dan prasarana, termasuk tenaga pendidiknya. "Untuk perekrutan guru menjadi kewenangan pemerintah pusat, sedangkan jumlah guru yang ditempatkan di Sekolah Rakyat pun bervariasi, bergantung pada rombel," ujarnya.

3. Gunakan DTSEN untuk menentukan calon siswa

Kemensos Buka Lowongan 1.554 Guru untuk Sekolah Rakyat/dok Kemensos

Ia menjelaskan pihaknya menggunakan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk menentukan calon siswa, kemudian mereka diverifikasi langsung ke lapangan oleh pendamping sosial.

"Verifikasi dan validasi kan harus, kondisi rumahnya, karena harus difoto rumahnya, kondisi ekonominya kan harus difoto semuanya, datanya harus lengkap. Tidak sembarangan yang lolos itu begitu daftar terus lolos kan tidak," katanya.

Editorial Team