Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
antarafoto-renovasi-bangunan-sekolah-rakyat-1751533156.jpg
Pekerja membawa material saat renovasi bangunan untuk sekolah rakyat di Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Jawa Tengah. (ANTARA FOTO/Anis Efizudin)

Intinya sih...

  • Tes kesehatan calon siswa dan guru Sekolah Rakyat Temanggung dilaksanakan sebagai persiapan belajar-mengajar.

  • Proses penataan mebeler dan fasilitas penunjang lainnya sedang berjalan untuk memastikan kesiapan fisik gedung sekolah.

  • Sekolah Rakyat tidak memandang usia, fokus pada anak tidak mampu dengan kurikulum inklusif dan kontekstual.

Temanggung, IDN Times – Pemerintah melalui Kementerian Sosial terus mematangkan persiapan pembukaan Sekolah Rakyat (SR) di berbagai wilayah. Di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, para calon siswa dan guru Sekolah Rakyat bakal menjalani pemeriksaan kesehatan pada Senin (7/7/2025), sebagai bagian dari tahap akhir menjelang dimulainya proses belajar-mengajar.

1. Ada tes kesehatan calon siswa sekolah rakyat

Ilustrasi pekerja melintasi salah satu gedung Sekolah Rakyat (SR) rintisan di Sentra Meohai Kendari, Sulawesi Tenggara (ANTARA FOTO/Andry Denisah).

Tes kesehatan tersebut berlangsung di Aula Sentra Terpadu Kartini, yang juga menjadi lokasi Sekolah Rakyat Temanggung. Sebanyak 125 peserta yang terdiri atas calon siswa, guru, dan kepala sekolah hadir untuk menjalani pemeriksaan oleh tenaga medis dari Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung.

“Tes kesehatan dimulai sejak pukul enam pagi, dan kami targetkan selesai sekitar pukul sebelas siang,” kata Kepala Sentra Terpadu Kartini Temanggung, Dewi Suhartini, Kamis (3/7/2025).

Pemeriksaan tersebut dilakukan untuk memastikan seluruh elemen pendidikan di Sekolah Rakyat siap secara fisik dan mental. Selain pemeriksaan, persiapan fisik gedung sekolah juga terus dikebut agar semua fasilitas siap pakai saat tahun ajaran baru dimulai.

2. Kegiatan sekolah rakyat dimulai 14 Juli 2025

Ilustrasi pekerja mengangkut kasur untuk siswa di Sekolah Rakyat, Kota Malang, Jawa Timur. (ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto)

Dewi mengungkapkan, proses penataan mebeler dan fasilitas penunjang lainnya sedang berjalan. Meja, kursi, dan tempat tidur untuk para siswa sudah hampir selesai dipasang di ruang kelas, asrama, dan ruang makan.

“Kamar-kamar dan ruang belajar sudah dilengkapi tempat tidur dan meja belajar. Total tempat tidur yang tersedia ada 128 unit, melebihi jumlah siswa yang hanya 125 orang,” jelas Dewi dilansir Antara.

Saat ini, pihak sekolah tinggal menunggu beberapa kebutuhan tambahan dari Kementerian Sosial seperti sprei, bantal, guling, alat makan, serta alat pemadam darurat. Semuanya ditargetkan rampung sebelum 13 Juli 2025 karena proses belajar akan dimulai pada 14 Juli 2025.

“Ruang kelas juga sudah cukup nyaman. Jendelanya besar-besar untuk sirkulasi udara, dan nanti akan kami lengkapi dengan kipas angin. Untuk papan tulis dan elemen lain, segera kami lengkapi juga,” tambahnya.

3. Fokus pada anak tidak mampu dan tidak pandang usia

Ilustrasi calon murid melintas di lokasi yang akan dijadikan Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta, Minggu (29/6/2025). (ANTARA FOTO/Fauzan)

Sementara itu, Kabupaten Jepara juga tengah mempersiapkan pembukaan SR Rintisan yang berlokasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Pecangaan. Sekolah Rakyat di daerah tersebut akan menampung 100 siswa dari jenjang SD, SMP, hingga SMA yang akan dibagi ke dalam empat rombongan belajar.

“Ada dua rombel untuk SD, satu untuk SMP, dan satu lagi untuk SMA,” kata Bupati Jepara, Witiarso Utomo (Wiwid) saat mengunjungi rumah calon siswa di Desa Ngeling, Rabu (2/7/2025).

Sekolah Rakyat tidak membatasi usia calon siswa. Siapa pun yang dinilai layak berdasarkan asesmen, bisa menempuh pendidikan mulai dari jenjang SD hingga SMA, termasuk anak-anak dari kelompok marginal seperti anak punk dan anak jalanan.

“Sekolah Rakyat ini tidak memandang usia. Umur 15 tahun pun bisa masuk SD kalau memang belum pernah sekolah. Tujuannya jelas: memutus mata rantai kemiskinan,” ucap Wiwid.

4. Kurikulum inklusif dan kontekstual

Ilustrasi calon murid dan wali calon murid melihat ruangan asrama di lokasi yang akan dijadikan Sekolah Rakyat di Sentra Handayani, Jakarta. (ANTARA FOTO/Fauzan)

Wiwid menjelaskan, pihaknya secara langsung melakukan verifikasi ke rumah-rumah calon siswa, sesuai arahan Menteri Sosial, Saifullah Yusuf. Salah satunya adalah rumah Rusmi, buruh pemintal kain tenun di Desa Ngeling, yang memiliki tiga anak yang mana semuanya akan bersekolah di Sekolah Rakyat.

Kondisi rumah Rusmi memprihatinkan. Berlantaikan plester kasar, tanpa perabot elektronik, dan dihuni bersama ketiga anak dan sang ibu. Kehadiran Sekolah Rakyat menjadi harapan baru bagi keluarga seperti Rusmi, yang selama ini terkendala biaya pendidikan.

“Saya bersyukur, anak-anak saya bisa sekolah gratis. Ini sangat membantu keluarga kami,” kata Rusmi, yang suaminya bekerja sebagai tukang bangunan di Cirebon.

Sekolah Rakyat Rintisan di Jepara saat ini masih bersifat sementara. Lokasi permanennya direncanakan di Desa Suwawal Timur, Kecamatan Pakisaji, dan sedang dalam tahap penyusunan Detail Engineering Design (DED). Pembangunan fisik akan dimulai Oktober 2025, dan operasional penuh dijadwalkan tahun ajaran 2026/2027.

Untuk diketahui, program Sekolah Rakyat merupakan inisiatif Kementerian Sosial sebagai bagian dari visi Presiden Prabowo Subianto untuk memberikan pendidikan gratis dan berkualitas bagi anak-anak tidak mampu di seluruh Indonesia. Program itu menyasar anak-anak yatim, korban kekerasan, anak jalanan, hingga anak putus sekolah, agar bisa kembali mendapatkan hak pendidikannya.

Kurikulum yang diterapkan bersifat inklusif dan kontekstual. Para siswa tidak hanya mendapatkan pelajaran akademik, tetapi juga pembinaan karakter, keterampilan hidup, hingga pelatihan vokasional yang disesuaikan dengan potensi lokal.

Editorial Team