ilustrasi dokumen-dokumen kertas (pexels.com/pixabay)
Ada 24 petugas arsip yang rutin menyambangi rumah-rumah warga. Tak jarang mereka juga blusukan ke kampung yang dianggap memiliki akar sejarah yang panjang mengenai Kota Semarang.
Namun, menurutnya minimnya kesadaran masyarakat untuk merawat arsip sejarah membuat dirinya kesulitan mengumpulkan arsip-arsip di wilayah Semarang.
Setiap kali datang ke rumah warga, petugasnya sering melihat arsip sejarah yang teronggok di tempat yang lembab, ada di tumpukan buku bekas dan banyak yang tak terawat.
"Kesadaran masyarakat merawat arsip kuno memang minim. Warga belum sadar betapa pentingnya dokumen itu. Banyak arsip sejarah hanya ditumpuk di lokasi yang pengap, tidak dilihat tingkat kelembapannya dan sering robek. Makanya, kita berusaha lakukan digitalisasi arsip terutama di area bencana. Biar arsip milik warga gak rusak dan hilang kena banjir," ucapnya.