Ilustrasi tes usap. (IDN Times/Wildan Ibnu)
Lalu, tanggal 28 Maret 2020, dia dilakukan rapid test dan hasilnya ternyata positif. Berikutnya, dia langsung dilanjutkan dengan swab dua kali. Pertama di hari yang sama dengan rapid test, yang kedua besoknya. Sukarsih menyebutkan daripada larut dalam takut dan kekhawatiran Dia memilih untuk terus berdoa mematuhi saran dokter dan juga selalu bergembira.
“Saat tahu bahwa hasil rapid test positif itu sebenarnya saya takut, apalagi saat dilanjut dengan swab 2 kali. Tapi saya memilih untuk mencari kekuatan dalam doa, dan terus memotivasi diri, yakin COVID-19 bisa sembuh. Obat dan semua advis yang diberikan dokter selalu saya terima dan lakukan dengan suka cita,” ungkap dia.
Meskipun memang diisolasi, tetapi kamar yang ditempati terasa nyaman, perawat di ruang isolasi juga selalu siap menolong kebutuhan dirinya. Kontak dilakukan dengan Whatsapp jika tidak ada hal yang emergensi, kalau emergensi ada tombol nurse call untuk memanggil perawat.
Sukarsih asal Pati ini sebelumnya merasa sedih. Apalagi dia benar-benar mengalami sakit COVID-19. Meskipun begitu dia selalu menyemangati diri untuk bisa sembuh dari COVID-19.
“Besoknya, tanggal 4-5 April 2020 saya diswab lagi 2 kali. Dokter bilang, kalau hasil 2 kali swab ini juga negatif, artinya saya benar-benar sembuh dan boleh pulang. Negatif artinya tidak ada virus lagi di tubuh saya, sehingga saat pulang juga benar-benar aman, tidak ada virus di tubuh saya yang bisa menular ke orang lain,” ujar dia.