(twitter.com/hendrarprihadi)
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menambahkan bahwa kabar viral perselisihan kedua belah pihak bukan masalah intoleransi, seperti yang selama ini dikabarkan. Melainkan hanya kesalahpahaman kedua belah pihak, dimana mereka sudah menerima keputusan bersama.
"Mereka hanya miskomunikasi. Hanya ingin mengetahui rencana pembangunan yang sudah dikomunikasikan dengan baik dengan masyarakat. Kami dari pemerintah akan membantu izinnya," jelas Hendi, sapaan Hendrar Prihadi.
Pemerintah Kota Semarang, lanjut Hendi, juga akan memberikan IMB terbaru, agar pembangunan gereja terus berlanjut.
"Dari pada sampai di PTUN, prosesnya sampai 6 bulan hingga 1 tahun. Kenapa tidak diperbarui (IMB) saja. Dari kami KRK (Keterangan Rencana Kota) 15 hari, IMB 15 hari. Pihak gereja minta dukungan masyarakat, satu bulan. Dua bulan selesai, dan mereka (pihak gereja dan warga) semua setuju," tegasnya.
Untuk diketahui, sebelumnya terjadi aksi penyegelan proyek gereja Baptis indonesia, pada Kamis, 1 Agustus 2019, sekitar pukul 09.00 WIB. Penyegelan dilakukan oleh Nur Aziz bersama sejumlah warga.
Warga yang datang ke proyek pembangunan gereja meminta untuk dihentikan. Mereka menilai IMB gereja sudah kedaluwarsa, karena dikeluarkan pada tahun 1998. Aziz mengklaim pendirian gereja juga tidak mendapat dukungan dari warga sekitar.