Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi sampah botol plastik (pexels.com/MART  PRODUCTION)
ilustrasi sampah botol plastik (pexels.com/MART PRODUCTION)

Intinya sih...

  • Program UCollect dan Reverse Vending Machine (RVM) Pertamina Patra Niaga memungkinkan warga Semarang menyetorkan minyak jelantah dan botol plastik bekas untuk mendapatkan poin digital, saldo e-wallet, atau e-voucher MyPertamina.

  • Minyak jelantah yang dikumpulkan akan diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Cilacap, sementara RVM berhasil mengumpulkan 102,5 kg botol plastik dalam satu bulan.

  • Pertamina juga berencana menjalin kerja sama dengan bank sampah tingkat kelurahan untuk mengelola limbah plastik secara lebih efisien dan menciptakan sirkulasi ekonomi dari sampah yang sebelumnya tak bernilai.

Semarang, IDN Times - PT Pertamina Patra Niaga meluncurkan dua program ramah lingkungan di Kota Semarang. Program itu tidak hanya mendorong gaya hidup berkelanjutan, tetapi juga memberi manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat yang berpartisipasi.

1. Setor minyak jelantah dan sampah botol plastik

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan. (IDN Times/Dhana Kencana)

Dua program tersebut adalah UCollect dan Reverse Vending Machine (RVM).

Dengan UCollect, warga bisa menyetorkan minyak jelantah (minyak goreng bekas) ke kotak khusus yang tersedia di SPBU Pertamina. Sedangkan RVM adalah mesin pintar yang menerima botol plastik bekas dan langsung menukarnya dengan poin digital, saldo e-wallet, atau e-voucher MyPertamina.

Program itu menjadi bagian dari komitmen Pertamina dalam mendukung pengembangan energi terbarukan, termasuk pemanfaatan minyak jelantah sebagai bahan bakar ramah lingkungan seperti Sustainable Aviation Fuel (SAF) dan Hydrotreated Vegetable Oil (HVO).

“Kami ingin mengajak masyarakat aktif mengelola limbah rumah tangga, seperti minyak jelantah dan botol plastik, agar tidak mencemari lingkungan dan justru menjadi sumber ekonomi,” kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, Taufiq Kurniawan, kepada IDN Times, Selasa (1/7/2025).

2. Minyak jelantah dikirim ke Cilacap

ilustrasi minyak jelantah (commons.wikimedia.org/Rameshng)

Program UCollect yang telah berjalan sejak Desember 2024 dan hingga Juni 2025 mencatat capaian menggembirakan. Di SPBU Akpol Semarang, sudah 275,42 liter minyak jelantah berhasil dikumpulkan dari 48 transaksi masyarakat.

Jumlah itu berhasil dimonetisasi menjadi sekitar Rp1,6 juta, dan dikonversi menjadi poin digital untuk e-wallet atau e-voucher MyPertamina.

Adapun, harga per liter minyak jelantah berkisar Rp6.000, bergantung pada fluktuasi pasar dan bisa dipantau harian melalui aplikasi MyPertamina.

“Kami menyadari titik pengumpulan masih terbatas, tapi dengan antusiasme masyarakat yang bagus, titik-titik baru akan kami tambah, baik di SPBU lain maupun di lokasi program CSR Pertamina,” akunya.

Minyak jelantah yang dikumpulkan tidak dibuang sia-sia. Taufiq menyebut, seluruh hasil pengumpulan akan dikirim ke Cilacap untuk diolah menjadi Sustainable Aviation Fuel (SAF), dalam kemitraan dengan Noovoleum--perusahaan pengumpul jelantah bersertifikat internasional.

3. Dapat voucher BBM Rp25 ribu

ilustrasi sampah botol plastik yang dibuang sembarangan (pexels.com/Xavier Messina)

Sementara itu, Reverse Vending Machine (RVM) yang baru tersedia di SPBU Akpol Semarang, berhasil mengumpulkan 102,5 kg botol plastik hanya dalam satu bulan. Jumlah tersebut setara dengan 5.482 botol plastik dari 416 transaksi dan melibatkan 132 pengguna aktif.

Dari data itu, Pertamina menghitung pengurangan jejak karbon sebesar 542,718 gram CO₂, serta menyelamatkan 86,62 meter persegi lahan dari pencemaran plastik.

“Sekitar 30 pengguna sudah berhasil menukarkan plastik mereka dan mendapatkan e-voucher BBM senilai Rp25 ribu,” ucap Taufiq.

Untuk memperluas dampak kedua program tersebut, Pertamina ikut menjalin komunikasi intensif dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang serta berencana menggandeng bank sampah tingkat kelurahan. Hal itu dilakukan karena Kota Semarang menjadi salah satu kota dengan tantangan pengelolaan sampah plastik yang tinggi.

Kerja sama bertujuan agar limbah plastik bisa langsung dikelola oleh bank sampah terdekat, menciptakan sirkulasi ekonomi dari sampah yang sebelumnya tak bernilai.

“Harapannya, SPBU tidak hanya jadi tempat isi BBM, tapi juga pusat edukasi dan pengumpulan limbah rumah tangga yang bermanfaat,” urai Taufiq.

Lewat program Green Movement ini, Pertamina tak hanya menargetkan pengurangan limbah, tapi juga ingin mendorong partisipasi aktif masyarakat, terutama generasi muda, dalam menjaga bumi.

“Kami juga akan menggelar tantangan atau challenge melalui media sosial untuk mendorong Gen Z memanfaatkan kedua program ini,” pungkas Taufiq.

Editorial Team